Berita Belitung

Sigaret Kretek Mesin Ikut Sumbang Inflasi Juli 2025 di Belitung

Editor: Kamri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CAPACITY BUILDING - Bupati Belitung, Djoni Alamsyah saat kegiatan capacity building pengendalian inflasi daerah yang diadakan Bank Indonesia (BI) di Hotel BW Suite Belitung, Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (20/8/2025).

POSBELITUNG.CO – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sigaret kretek mesin menjadi satu di antara penyumbang inflasi secara year on year pada Juli 2025 di Kabupaten Belitung.

Termasuk juga sejumlah jenis ikan hingga komoditas non bahan pokok.

Bupati Belitung Djoni Alamsyah pun menyoroti rokok, serta makanan dan minuman yang menjadi komoditas terbesar penyumbang inflasi di daerah.

Djoni menyampaikan hal itu usai membuka capacity building pengendalian inflasi yang digelar Bank Indonesia di Hotel BW Suite Belitung, Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (20/8/2025).

Berdasarkan data BPS, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi antara lain:

Daging ayam ras

Ikan bulat

Ikan kerisi

Cumi-cumi

Bawang merah

Ikan, tongkol/ikan ambu-ambu

Sawi hijau

Ikan ekor kuning

Ikan selar/ikan tude.

Selain itu ada juga yang menjadi penyumbang inflasi, seperti:

Angkutan udara

Emas perhiasan

Sigaret kretek mesin (SKM)

Kangkung

Ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso

Beras

Minyak goreng

Mobil

Ikan seminyak

Sepeda motor

Ikan katamba. 

Ia mengatakan tren inflasi Kabupaten Belitung saat ini masih berada di angka 2,67 persen (Juli 2025 secara year on year).

Angka prosentase itu masih dalam ambang batas yang ditetapkan pemerintah yakni 2,5±1 persen.

Ia menilai perlunya langkah konkret untuk mengendalikan kenaikan harga.

Terutama pada komoditas non bahan pokok yang justru memberi kontribusi tinggi.

“Yang paling banyak komoditas penyumbang inflasi ini dari rokok dan makanan dan minuman jadi, bukan dari bahan kebutuhan pokok,” jelas Djoni.

Baca juga: BI Gandeng TPID Belitung dan Beltim Dorong Kapasitas Petani dan Nelayan

Pemerintah daerah akan melakukan pemetaan secara detail terhadap faktor-faktor yang menghambat pengendalian inflasi di lapangan.

Setelah pembahasan bersama Bank Indonesia, akan ditentukan langkah perbaikan sesuai dengan permasalahan yang ditemukan.

“Atensi kita nanti kita lihat, kita breakdown apa yang menjadi hambatan dalam pengendalian inflasi, apa dari distribusi, produksi, atau kapasitas stok.

Setelah pembahasan ini kita lihat apa yang akan kita lakukan, nanti kita benahi sesuai permasalahannya,” kata Djoni.

Pengendalian inflasi, menurutnya, harus mendapatkan fokus serius karena berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dan angka kemiskinan di Kabupaten Belitung.

Bank Indonesia turut memberikan dukungan dalam pengendalian inflasi daerah, mengingat lembaga tersebut terus memantau perkembangan harga serta memberikan treatment sesuai kebutuhan.

(Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Berita Terkini