Ketua DPRD Bangka Belitung Janji Akomodasi Tuntutan Mahasiswa, Didit Pangkas DL dan Tunjangan Dewan

“Harapannya pascatuntutan itu ditandatangani, bukan sekedar omon-omon. Lalu narasi bubarkan DPR itu kan adalah narasi bentuk kritikan yang sangat tajam, karena kami muak karena mereka beralih wewenang mereka dari lembaga legislatif,” ungkapnya.

Temui Pendemo

Sebelumnya, Gubernur Babel Hidayat Arsani secara langsung, menemui ratusan mahasiswa yang melakukan aksi di depan Kantor DPRD, Senin (1/9/2025) sore.

Hadir pula Ketua DPRD Babel, Didit Srigusjaya, Kapolda Irjen Pol Hendro Pandowo berserta jajaran Forkopimda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lainnya.

Dari pantauan Bangka Pos Group, hingga pukul 16.12 WIB massa masih berada di luar Kantor DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Namun massa pun masih terus berusaha untuk masuk ke dalam gedung DPRD guna menyampaikan aspirasi secara langsung.

Perwakilan mahasiswa, Iqbal, mengatakan, pihaknya hanya akan menyampaikan aspirasinya secara langsung di rumah rakyat.

“Hari ini katanya kepolisian mengayomi masyarakat, kami ini kalau bukan karena keresahan rakyat ngapain kami datang ke sini,” ujar Iqbal.

Pihaknya juga memastikan tidak akan membubarkan massa, sebelum seluruh aspirasi dan keresahan disuarakan.

“Di sini kami ribuan, jangan main-main, kami tidak akan pulang sebelum menang,” ungkapnya.

Akhirnya massa mulai memasuki, ruang Paripurna DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (1/9/2025). Hal ini setelah massa terus mendesak, untuk masuk sejak kedatangannya sekitar pukul 15.25 WIB.

Dari pantauan Bangka Pos Group, terlihat massa mulai masuk ke ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada pukul 17.40 WIB.

Hadir dalam ruang Paripurna DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di antaranya Gubernur Babel, Hidayat Arsani; Ketua DPRD Babel, Didit Srigusjaya; dan sejumlah anggota lainnya.

Ketua PC PMII Bangka, Rio Saputra, dalam orasinya menyampaikan berbagai keresahan dan juga keluhan yang kini dirasakan oleh masyarakat.

“Semalam guru honorer banyak WhatsApp, ketika mereka digaji dari sumbangan wali siswa. Bangka Belitung sedang defisit, tapi yang dipotong adalah TPP ASN dan guru,” ujar Rio Saputra.