Sosok Heri Gunawan, Anggota DPR RI Diduga Korupsi dan Beri Uang ke Wanita

POSBELITUNG.CO - Nama Heri Gunawan, anggota DPR RI dari Partai Gerindra, kini menjadi perbincangan hangat publik setelah terseret dugaan kasus korupsi yang melibatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kasus ini mencuat setelah Heri diduga menggunakan uang hasil korupsi untuk membeli mobil mewah senilai Rp1 miliar.

Mobil tersebut bahkan disebut-sebut diberikan kepada seorang perempuan berinisial FA, yang juga diduga menerima uang tunai lebih dari Rp2 miliar darinya.

Informasi mengenai aliran dana mencurigakan itu terungkap berdasarkan laporan hasil analisis dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta aduan masyarakat yang diteruskan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Desember 2024.

KPK kemudian menindaklanjuti temuan tersebut dengan penyelidikan mendalam terhadap keterlibatan Heri Gunawan dalam kasus korupsi CSR tersebut.

Heri Gunawan bukan sosok baru di dunia politik.

Ia lahir pada 11 April 1969 dan telah dua kali terpilih menjadi anggota DPR RI, yakni pada periode 2014–2019 dan 2019–2024, bahkan kembali memenangkan kursi untuk periode berikutnya.

Politikus asal Jawa Barat ini mewakili daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat IV, yang meliputi Kabupaten dan Kota Sukabumi.

Saat ini, Heri Gunawan bertugas di Komisi II DPR RI dan dikenal sebagai kader loyal Partai Gerindra.

Ia merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, yang kemudian banyak berkiprah di dunia keuangan dan organisasi sebelum terjun ke politik.

Dalam kiprahnya di partai, Heri pernah menjabat sebagai Bendahara DPP Gerindra periode 2008–2010 dan kini menduduki posisi strategis sebagai Ketua Bidang Perdagangan DPP Gerindra.

Selain itu, ia juga aktif sebagai Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR RI dan Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2015.

Sebelum menjadi anggota legislatif, Heri Gunawan memiliki karier panjang di sektor keuangan non-bank.

Ia pernah menduduki sejumlah posisi penting, mulai dari General Manager hingga Executive Vice President di perusahaan induk bidang keuangan.

Namun, perjalanan karier dan reputasi panjangnya kini tercoreng oleh dugaan penyalahgunaan dana CSR tersebut.