Puasa Asyura 10 Muharram Kamis 20 September, Ini Lafadz Niat dan Keutamaannya

Puasa Asyura di Bulan Muharram menjadi salah satu amalan sunnah dengan banyak keistimewaan.

Tribunstyle.com
Niat Puasa Asyura 10 Muharram 

POSBELITUNG.CO - Puasa Asyura, salah satu amalan sunnah Bulan Muharram dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram 1440 Hijriyah atau pada Kamis, 20 September 2018.

Puasa Asyura di Bulan Muharram menjadi salah satu amalan sunnah dengan banyak keistimewaan.

Keistimewaan Bulan Muharram dimulai tanggal 1 Muharram adalah berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekah ke Madinah.

//

Rasulullah SAW menyebut bulan Muharram menjadi bulan yang istimewa untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya dengan berpuasa.

Baca: Pilot Pesawat Tempur P-51 Ini Lindungi Seluruh Skuadron dari 30 Jet Tempur Jerman

Dilansir TribunStyle.com dari infaqdakwahsenter.com, pada bulan Muharram, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah puasa.

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‏أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982).

Salah satu amalan sunnah yang dapat ditunaikan adalah Puasa Asyura.

Sayyidah Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wassalam menyatakan bahwa hari Asyura adalah hari orang-orang Quraisy berpuasa di masa Jahiliyah, Rasulullah juga ikut mengerjakannya.

Setelah Nabi berhijrah ke Madinah beliau terus mengerjakan puasa itu dan memerintahkan para sahabat agar berpuasa juga.

Sebanyak 256 anak-anak TK Islam Terpadu (IT) Nurul Ilmi Sungai Malang Amuntai mengikuti kegiatan pawai menyambut datangnya Tahun Baru Hijrah 1440 Tahun 2018 ini.
Sebanyak 256 anak-anak TK Islam Terpadu (IT) Nurul Ilmi Sungai Malang Amuntai mengikuti kegiatan pawai menyambut datangnya Tahun Baru Hijrah 1440 Tahun 2018 ini. (istimewa)

Setelah diwajibkan puasa dalam bulan Ramadhan, Nabi s.a.w. menetapkan:

مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

 
“Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura puasalah dan siapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari, No: 1489; Muslim, No: 1987)

Ibnu Abbas seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura.

Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved