Penuturan Anak Pengikut Gafatar, Ibadahnya Beda
"Dulu sempat kerjasama sama dengan Gafatar, mengadakan kegiatan sosial di rumah, seperti kesehatan, senam, dan lainnya,"
Padahal menurut Wawan, kehidupan keluarga besarnya selama di Yogya sudah lumayan, namun kini justru bapak beserta kakaknya memutuskan babat alas di Kalimantan. "Gak rasional," komentarnya.
Ajaran menyimpang
Ikutnya sebagian Keluarga Bambang ke organisasi Gafatar ternyata juga menjadi perhatian sejumlah tetangga.
Satu warga yang bertetangga dengan keluarga Pak Bambang juga tak habis pikir kenapa sebagian keluarga ini kekeh pergi ke Kelimantan.
"Sama-sama udah tua. Di sini status priyayi (berkecukupan), malah kesana rekoso. Padahal Pak Bambang rela ninggalin istri untuk ikut aliran yang enggak jelas," kata Siti (bukan nama sebenarnya)
Memang Gafatar dalam ajarannya sedikit nyeleneh. Misalnya dalam salat, kelompok ini tak mengharuskan bagi anggota untuk salat dan berpuasa.
"Ngopo sholat dan poso barang, wong mangan wae wes rekoso malah poso, (Kenapa Salat dan Puasa Segala, Makan saja sudah susah malah puasa-red," tiru Siti atas ucapan Bambang.
Soal urusan salat turut dibenarkan Wawan, ia berujar bahwa ajaran dalam organisasi ini memang sedikit berbeda.
"Memang ibadahnya beda, salatnya enggak. Tapi kan itu urusan masing-masing," terangnya.
Meski ajarannya sedikit nyelneh, Wawan menampik jika organisasi yang ditumpangi bapak dan kedua kakaknya adalah organisasi radikal.
"Gafatar itu gak ada radikalnya," tegasnya. (TRIBUNJOGJA.COM | Usman Hadi)
