Jangan Segan Tetapkan Status KLB DBD

Ketua DPRD Kabupaten Belitung Isyak Meirobie meminta penanganan DBD tidak perlu basa-basi demi menyenangkan hati masyarakat.

Penulis: Dede Suhendar |
zoom-inlihat foto Jangan Segan Tetapkan Status KLB DBD
google
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Belitung Isyak Meirobie

TANJUNGPANDAN, POS BELITUNG - Ketua DPRD Kabupaten Belitung Isyak Meirobie meminta penanganan DBD tidak perlu basa-basi demi menyenangkan hati masyarakat.

Beberapa pekan lalu dirinya sempat secara resmi meminta perhatian pemda terhadap kondisi Belitung menuju kejadian luar biasa (KLB).

Hal ini dikarenakan istrinya juga tertular virus DBD beberapa waktu lalu.

"Hingga istri saya terinfeksi DBD, langkah-langkah dinas terkait tak kunjung mencerminkan sebuah langkah sistematis. Saya tidak marah, karena dia sudah berangsur sembuh. Tapi masih akan banyak masyarakat yang terancam terkena DBD dan tidak tahu langkah dinas terkait dalam menyelamatkan hidup mereka," ujarnya.

Ia merencanakan dalam waktu dekat akan mengundang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan beberapa relawan fogging di Belitung guna menyusun rencana aksi memberantas DBD.

Meskipun demikian, lanjutnya, guna mencegah mewabahnya DBD, yakni menjalankan pola hidup sehat dan bersih, serta melakukan gerakan 3M plus di lingkungan masing masing.

Tetapi persoalannya seberapa merata masyarakat bersama lakukan itu.

Ia menilai kehadiran dan peran pemda sangat penting untuk melakukan kampanye kesehatan dan pencegahan secara merata melibatkan semua elemen mulai dari tingkat desa.

Jika saja wabah masih terjadi,pemda jangan segan dan malu menetapkan status KLB DBD

"Jangan karena kuatir dianggap gagal, maka status tersebut dipertahankan. KLB itu ada SOP-nya (standar operasional prosedur). Jika tidak ditetapkan maka beberapa langkah penting tidak bisa dilakukan," katanya.

Ia menilai upaya pemberantasan tidak hanya dengan fogging di daerah yang terdapat pasien DBD.

Tetapi juga harus memikirkan penanganan pasien kritis.

"Misalnya kondisi trombositnya kritis. Apakah pemda melalui dinkes,PMI dan RSUD menyediakan transfusi trombosit. Jika kondisinya masih sama, berarti pemda tidak hadir dengan intensif ditengah kesulitan rakyatnya," ucapnya.

Isyak mengakui jumlah pasien di RSUD yang mencapai angka 98 orang dalam kurun waktu satu bulan membuktikan kategori luar biasa.

Ia sangat kuatir jika langkah cepat tidak diambil, maka tidak menutup kemungkinan jumlah pasien akan terus meningkat.

Terlebih data tersebut belum digabung dengan data pasien dari RS Almah, Klinik BMC, di daerah pelosok dan wilayah di kabupaten tetangga.

"Jika dinas terkait tidak mampu, sebaiknya bupati ambil alih. Kita kok seakan-akan sedang tidak dipimpin siapapun. Masyarakat diminta menghadapi masalahnya sendiri," ujarnya. (n1)

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved