Musibah di Objek Wisata

Kisah Haru Korban Selamat, Mordang Sempat Genggam Tangan Zahra Sebelum Terseret Arus

Saat terjadi banjir bandang, Mordang sempat menggenggam tangan Zahra beberapa saat. Namun, derasnya arus air membuat genggamannya terlepas.

TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Korban selamat pada peristiwa banjir bandang Sibolangit Mordang Sualoan Harahap (18) berada di posko evakuasi, di Deliserdang, Sumatera Utara, Senin (16/5/2016). Mordang selamat setelah berlindung di tebing di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna selama 10 jam. 

"Saya mau masuk ITB. Dia pengin masuk jurusan Kimia Unpad," ujarnya.

Saat terjadi banjir bandang, Mordang sempat menggenggam tangan Zahra beberapa saat. Namun, derasnya arus air membuat genggamannya terlepas.

"Gimana saya bisa melupakan itu," kata Mordang sambil menahan tangis.

Semasa bersamanya, kata Mordang, Zahra termasuk tipe perempuan pemalu. Mereka bertemu sejak sekolah menengah pertama.

"Saya dari Batangtoru. Dia dari Padanglawas. Saya sudah kenal dia enam tahun. Dia jago Kimia. Kami masih sempat sama-sama berlindung di tenda waktu air datang."

"Dia terlihat senyum. Saya sempat tanya ke dia, 'Masih kuat?' Dia jawab, 'Tenanglah, Do. Strong aku, strong.' Saya masih ingat semuanya," ujar Mordang.

Gantung 10 Jam

Camat Sibolangit, Amos Karokaro mengatakan, Mordang sempat nekat kembali ke lokasi air terjun untuk mencari Zahra.
"Tadi pagi lari dia dari posko. Mau dicarinya kawannya itu. Kami cegah. Kami bilang, kami aja yang cari," kata Amos.

Mordang selamat, karena bergantung di tebing selama sepuluh jam. Padahal, tebing di mana ia berpijak nyaris tegak lurus.

Mordang menggambarkan kemiringan tebing itu hampir 90 derajat. "Dari jam dua siang sampai dua belas malam saya berdiri di tebing. Tebingnya hampir tegak lurus," katanya.

Selama berdiri sepuluh jam di tebing, hanya separuh telapak kaki Mordang yang bisa bertumpu pada batu.
Tangannya mencengkram rerumputan yang tumbuh di bebatuan, menjaga diri agar tak sampai jatuh.

Ia tak bisa banyak bergerak atau bergeser, apalagi membalik badan. Di bawahnya, selama waktu itu, air bah berbatu-batu mengalir deras. "Kalau saya gak kuat, saya mungkin sudah hanyut," katanya.

Mordang bukan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Flora, seperti yang dikabarkan sebelumnya. Ia hanya ikut dengan rombongan mahasiswa STIKES Flora.

"Saya kebetulan memang berangkat sama rombongan mahasiswa itu. Saya diajak," katanya.
Mordang adalah pria yang baru saja dinyatakan lulus dari SMA Pondok Pesantren Darul Mursyid. Saat ini, ia sedang mengikuti bimbingan belajar sebagai persiapan SBMPTN. Selain dirinya, Riski Ayu Zahra juga lulusan Pondok Pesantren Darul Mursyid.

"Kami ada 16 orang. Yang belum mahasiswa, saya sama Zahra," kata Mordang. Sementara itu, tim pencarian dan evakuasi korban banjir bandang Sibolangit menghentikan kerja mereka tepat pukul 18.00 WIB.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved