Liburan ke Belitung, Wartawan Ini tak Menyangka Jalan Pedesaan Sudah Beraspal dan Sangat Mulus

Wartawan Tribun Batam Anne Maria melewati waktu liburan yang menyenangkan di Belitung pada awal Juni 2016 lalu. Simak tulisannya dari hasil liburan

facebook
Anne Maria 

"Tour and travel dari daerah lain banyak yang open tour sendiri, jadi guidenya main dulu ke sini sendirian satu kali, baru selanjutnya menjadwal sendiri. Untuk lokal saja hanya satu tour and travel yang memiliki izin resmi. Sisanya ada yang tour dari daerah luar, ada juga masyarakat yang secara individu. Pemerintah daerah belum perhatian, masih terpaku pada pertambangan. Sampai sekarang resort saja hanya ada satu," ucapnya.

Dari dermaga, masing-masing tour biasanya menawarkan perjalanan pulau yang berbeda-beda. Hari itu, saya mendapat kesempatan menjejakan kaki di empat pulau berbeda.

Pertama-tama, saya dibawa ke Pulau Batu Berlayar. Seperti namanya, di pulau ini memang dipenuhi batu-batu granit besar yang menawarkan sensasi tersendiri, karena berada di tengah-tengah laut.

Foto: Pulau Batu Berlayar, Belitung.

Kapal-kapal pengangkut wisatawan pun harus mengantri untuk bisa menambatkan kapalnya di pulau itu. Sesekali, bintang laut serta ikan-ikan kecil tampak melintas di kaki wisatawan yang turun dari kapal.

Puas berfoto-foto, kapal yang saya tumpangi pun beranjak ke Pulau Pasir. Seperti namanya, di pulau ini hanya ada pasir. Namun, pasir tersebut berada di tengah-tengah laut, dan berukuran kecil, tidak seperti tepian pantai umumnya.

"Kalau sudah pasang, nanti pulau ini hilang. Bayangkan keajaiban Tuhan itu, kalau dipikir-pikir, pasir kena hempas air pastinya lenyap. Tapi ini tidak, hanya tertutup air saja saat pasang. Jika sudah surut, muncul kembali," katanya.

Foto: Pulau Pasir

Tak hanya Pulau Pasir yang menyimpan keunikan, di Pulau Burung Garuda yang menjadi persinggahan berikutnya, wisatawan bisa melihat batu granit yang berbentuk seperti kepala burung.

Foto: Pulau Burung Belitung.

Menurut Asep, batu granit terbentuk dengan sendirinya, bukan karena pahatan tangan manusia. Di sini, kita bisa berfoto-foto sekaligus berenang di tepi pantainya yang jernih.

Di penghujung perjalanan, Asep membawa saya ke Pulau Lengkuas yang memiliki menara mercusuar 18 tingkat.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved