9 Siswa Kelapa Kampit Jadi Sasaran Penipuan Berkedok Kartu Indonesia Pintar

Penipuan bermodus transfer sejumlah uang beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) terjadi di Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur (Beltim).

TRIBUNNEWS/HERUDIN
ILUSTRASI: Warga menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang dibagikan Presiden Jokowi, di Kantor Pos Kampung Melayu, Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (13/5/2015). Pembagian KIS, KIP dan KKS itu untuk meningkatkan kualitas hidup, kesehatan serta pendidikan bagi masyarakat. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan wartawan Pos Belitung, Subrata

POSBELITUNG.COM, BELITUNG TIMUR - Penipuan bermodus transfer sejumlah uang beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) terjadi di Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur (Beltim).

Sasarannya adalah 9 siswa di SMA Negeri 1 Kelapa Kampit. Demi memuluskan aksinya, oknum tersebut mendompleng atas nama salah satu guru sekolah.

Dalam sambungan telpon, oknum tersebut menyebutkan besaran jumlah beasiswa KIP untuk siswa yang berprestasi sebesar Rp 5 juta.

Kerabat korban, Rizal menceritakan, setelah basa-basi, korban diminta nomor rekening yang bisa dilakukan pengiriman uang secara online.

Setelah diberikan, oknum mengatakan sudah dilakukan penransferan sebesar Rp 3,6 juta, tidak lupa oknum mengatakan, transfer tersebut sudah dilakukan pemotongan pajak.

"Yang namanya orangtua, pasti senang, kan?" Ujar Rizal.

Di hari yang sama, korban diminta cek saldo di ATM Mandiri miliknya. Setelah dicek, ternyata tidak ada transfer yang dijanjikan dan saldo masih dalam jumlah yang tidak bertambah, Rp 1.060.000. Korban langsung mengkonfirmasi ke oknum

"Koq belum masuk? tanya korban, lalu ditanya oknum saldo bapak berapa? Dijawablah senilai tersebut. Oh mungkin ada kesalahan di jaringan komputer kami," ujar Rizal menirukan suara tanya jawab di sambungan seluler antara oknum dan korban.

Oknum kemudian mengatakan agar korban melakukan bantuan dengan mengikuti arahan oknum.

"Silahkan bapak bantu di perangkat ATM terdekat dengan arahan agar memasukkan kode komputer yang disebutkan," saran Oknum.

Pertama seperti biasa, korban diminta memasukkan kartu ATM, PIN. Pelaku juga sempat nguji Oknum. "Di layar monitor ada apa saja, pak? Lalu dijawab, transfer, transaksi lainnya, tarik tunai, sengaja ditest," kata Rizal.

Kemudian oknum mengarahkan melakukan transaksi tidak valid menggunakan nomor 123456. "Pada tahap traansaksi ini, hanya resi yang keluar. Ini dilakukan sebanyak dua kali. "Ujarnya, ditambahkan bahwa ini merupakan komputer.

Kemudian oknum meminta korban masukkan nominal angka ganjil. Diijelaskannya nomor tersebut merupakan nomor komputer. Langkah ketiga, barulah dimasukkan nomor rekening atas nama ibu Sukma.

Setelah ditransfer, pelaku meminta lagi, katanya tyransfer tidak berhasil. Oknum bagaimana kalau bapak minta ATM yang lain, yang bisa dilakukan transaksi online.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved