Nelayan Pancing Keluhkan Air Laut Keruh, Perwakilan Kapal Isap Ngomong Ini
"Karang-karang pun tidak kelihatan," Ujar Heru saat ditemui Pos Belitung, Selasa (4/10).
Laporan Wartawan Pos Belitung, Subrata
POSBELITUNG.COM, BELITUNG TIMUR - Dalam kurun waktu seminggu terakhir, nelayan Kelapa Kampit mengeluhkan kondisi perairan laut Teluk Pering sempat mengalami keruh total.
Keluhan keruhnya perairan ini diungkapkan oleh Heru, nelayan pancing asal Desa Senyubuk Kelapa Kampit (25). Menurut Heru, kondisi laut sempat keruh total atau dalam bahaa Belitung Kantuk (seperti kopi susu).
"Karang-karang pun tidak kelihatan," Ujar Heru saat ditemui Pos Belitung, Selasa (4/10).
Lebih lanjut dikatakan Heru, di samping keruh, ia mengaku sempat bingung dikarenakan saat menarik pancing maka lumpur melekat tebal di tali pancing akibat sedimentasi.
"Nilon (tali pancing) kan sampai ke dasar, waktu kite narik (tali) kan tetap kite dudut dan banyak lumpur," kata Heru.
Keluhan serupa juga disampaikan Sutrisno (33), nelayan yang juga berasal dari Desa Senyubuk. Menurut Trisno, akibat sedimentasi ini para nelayan kesulitan saat memancing.
"Kalau menjatuhkan umpan, tidak lebih dari lima menit. Karena umpan akan kotor dan tertutup lumpur. Jadi harus segera diganti lagi," ujar nelayan yang karib disapa Ino Kepada Pos Belitung.
Dari pengakuan Trisno, selama belasan tahun dirinya memancing di periran Laut Pering, tidak sekali pun terjadi seperti yang ia keluhkan. Menurutnya, meskipun musim barat dan angin membawa arus dengan sangat kuat, tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kekeruhan air laut.
"Ini pun bing (tebing karang) pun tidak bisa terlihat," keluhnya.
Sementara itu Imam Nugroho, perwakilan dari pihak Kapal Isap Produksi Kamilah yang berada di bawah manajeman PT Kampit Tin Utama mengungapkan, kejadian laut keruh bukan hanya terjadi saat ini alias sudah lama.
Imam yang mengaku pernah mengecap profesi sebagai nelayan juga pernah mengalami hal yang sama dalam kurun waktu yang lama.
"Apalagi sekarang ini, intensitas hujan tinggi. Kemudian material dari sungai banyak juga yang sampai ke laut," kata Imam menjawab keluhan nelayan.
Ia juga menjawab perihal lumpur yang melekat tebal tali pancing. Hal itu juga sudah berlaku lama, bahkan sebelum KIP Kamilah muncul. Dijelaskannya, bermacam material dari sungai terbawa ke laut dalam jarang 2 mil.
"Waktu duluk kamek nyumek, sampai harus lari dulu ke tengah ngehindarek itu (air laut keruh)," kata Imam.
