Kepala Sekolah Banyak Istigfar Dengar Postingan FB Ini, Tak Bayar Uang Komite Dikeluarkan
Dalam postingan tersebut tertulis bahwa siswa yang tidak membayar uang komite akan dikeluarkan dari sekolah.
Laporan Wartawan Pos Belitung, Krisyanidayati
POSBELITUNG.COM, BELITUNG - Akun Facebook Rian Duta yang mengirim postingan ke dinding Sirkulasi Posbelitung pada Sabtu (25/2/2017) pukul 09.51 ini menuai perhatian pengguna dunia maya.
Postingan tersebut berisi keluhan tentang masih adanya pungutan uang komite di SMKN Badau. Dalam postingan tersebut tertulis bahwa siswa yang tidak membayar uang komite akan dikeluarkan dari sekolah.
Pemilik akun memang tak menyebutkan jelas sekolahnya, namun dapat dipastikan sekolah tersebut SMKN 1 Badau, pasalnya hanya itulah satu-satunya SMK di Badau.
Pos Belitung mencoba mengkonfirmasi, kepala sekolah SMKN 1 Badau, Erliana menampik isi postingan tersebut tidak benar. Wanita itu terdengar berulang kali mengucap istigfar saat ditanyai Pos Belitung.
"Astagfirullahualazim, dak de kami maksa kayak gitu, anak-anak yang dak mampu diberikan beasiswa. SMK di badau ini cuma kami, jadi maksudnya itu sekolah kami," kata Erliana saat dihungi Pos Belitung, Senin (27/2/2017).
Dirinya terkejut, saat dikonfirmasi mengenai persoalan ini. Menurutnya, pihaknya tidak pernah memaksakan siswa untuk membayar uang komite.
"Bebulak (Berbohong-Red) dak de kayak gitu, astagfirullahulazim, anak-anak yang dak mampu dak kami ambil komite. Ada di FB dimana? Astagfirullahulazim. Dak de kami maksa kayak gitu, dak kan ada kami nek ngeluarin anak-anak dari sekolah hanya karena itu," tegasnya.
Ia tak menampik, pihaknya memang ada dana komite dengan besaran Rp 50.000 perbulan. Dana komite ini digunakan untuk membayar sembilan guru honer dan enam pegawai tidak tetap. Untuk membayar 15 orang pegawai ini pihaknya membutuhkan dana Rp 15 juta/bulan.
"Total 1 bulan itu hampir 15 jutaan yang harus kami bayar, ini ditutupi biaya komite. Tapi ini tinggal nunggu dari provinsi, inipun kami tidak masuk semua honor itu di Provinsi, hanya berapa yang masuk, inilah yang kami pikirkan kami bayarnya pakai apa," katanya.
Ia menegaskan pihaknya tidak pernah melakukan pemaksaan terkait komite. Oleh karena itu dirinya menyayangkan adanya postingan yang seperti itu.
"Kami tidak ada pemaksaan dengan anak, dak de istilah kami akan memberhentikan anak, jangan sampai terjadi, yang dak mampu kami beri keringanan. Besaran komite kami 50 ribu perbulan siswa, kalau dia dua beradik hanya bayar 1, kalau dia 3 saudara dia bayar sendiri," katanya.
Menurutnya, pihaknya mulai menarik dana komite sejak tahun 2014. Pihaknya, juga hingga saat ini masih menunggu keputusan dari pemerintah provinsi terkait guru honor.
"Kami dari tahun 2014 itu sudah ada komite, karena kesulitan masalah honor guru, lalu kami ke dinas pendidikan membahas soal ini. Kami dijelaskan boleh mengambil komite hanya sebatasnya yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah," ujarnya.
Menurutnya, jika sudah ada kepastian dari provinsi, pihaknya tidak akan menarik dana komite lagi. Pasalnya, dana ini dibutuhkan untuk membayar gaji honor.