Kisah Istri Bongkar Jati Diri Suami Lalui Akun Palsu, Awalnya Takut Diselingkuhi dan Akhir Menangis
ia mendaftarkan akun baru yang diberi nama Hantu di Senja Hari, itu sebutannya, berpura-pura sebagai orang asing menambah akun suaminya sebagai teman.
Sampai larut malam, Li tidak bisa tidur dengan tenang, bangun menyalakan komputer untuk mempersiapkan pekerjaan besok harinya, tiba-tiba ia menemukan social media suaminya sedang online.
Li mempunyai ide, ia mendaftarkan akun baru yang diberi nama Hantu di Senja Hari, itu sebutannya, berpura-pura sebagai orang asing menambah akun suaminya sebagai teman.
Bagaimanapun sebagai suami istri, dengan cepat Li menemukan topik bicara, mengirim teks kepada Wen "begitu larut masih online, apakah lagi sibuk bekerja atau sedang bosankan?, tulisnya.
Wen membalas dengan satu kalimat, pikirannya tidak tenang, mencari-cari solusinya di Internet.
Li mengatakan, "Mau tidak mencurahkan semuanya pada ku, anggap saja saya sebagai sebuah lubang di dekat pohon anda boleh menceritakan semuanya.
Saya juga orang asing, apa yang saya ketahui juga tidak ada yang tahu.
Wen dengan polosnya, mulai berkata, "Istri saya sangat baik hati, mertuanya sangat perhatian, keluarganya bahagia, pekerjaan lancar-lancar saja." Li membalas, "jadi apa yang perlu dipikirkan?
Jangan jangan kamu berselingkuh, kamu tidak tahan tinggal dengan dia?" Lin membalas, "Tidak, tidak, tidak istri saya begitu baik kepada saya, jika saya diberikan kesempatan mengganti.
Saya pun tidak mau, saya hanya merasa kasihan kepada istri dan mertua saya.
Karena saya telah menipu mereka selama ini." Seketika sontak membuat Li terkejut, segera ingin mencari tahu hal apa yang suaminya bohong kepada dirinya.
Lalu Wen menceritakan asal usul dirinya datang dari sebuah gunung, ayahnya tuna netra, keluarganya sangat miskin sampai empat puluhan belum menikah.
Kemudian, ada orang yang baik membawanya, seorang pengemis wanita tuna netra juga, lalu mereka menyatu dan menjalani hidup berdua.
Tak lama, lahirlah Wen, kondisi keuangan keluarga mereka sangat miskin tidak ada uang untuk membeli susu, ibunya mencari ke tetangga meminta sedikit beras, memberinya makan bubur nasi kepadanya.
Karena Ayah nya buta setiap kali baik siang dan malam selalu ditipu orang saat menjual keranjang bambunya yang disisipkan untuk membeli susu anaknya, dan juga sering pisau yang digunakannya tersayat tangannya.
Dengan cara ini, orang tua Wen membesarkannya.
