Terungkap, Ini Pengakuan eks Cakrabirawa yang Terlibat G30S

Saat itu isu berembus kalau tanggal 5 Oktober akan ada pertemuan dewan jenderal untuk mengadakan kup pada Presiden Sukarno.

Editor: Rusmiadi
SCREENSHOOT YOUTUBE/KOLASE TRIBUNWOW.COM
Dari kiri ke kanan, Iskak, Sulemi dan Masruri. Ketiganya adalah mantan tahananpolitik, eks prajurit Cakrabirawa yang bertugas menjemput para jenderal. Sulemi misalnya ia bertuga menjemput Jenderal AH Nasution. Simak pengakuannya. 

"Jadi kami selaku prajurit diperintahkan oleh atasan, doktrinnya tidak ada seorang prajurit yang diperintahkan atasannya bilang tidak mau semua perintah atasannya harus dilaksanakan, untuk mengambil dewan jenderal agar supaya menghadap ke Bung Karno ke istana," ujar Sulemi seperti dikutip dari video film dokumenter tersebut.

Ia kemudian bercerita kalau saat menjemput, Jenderal AH Nasution lari loncat dari jendela.

"Berarti apa yang mau dilakukan Pak Nas itu menurut para pengertian para prajurit ya benar mereka membangkang perintah padahal Bung karno itu panglima tertinggi."

"Kenapa anak buahnya sebagai seorang jenderal dipanggil panglima tertinggi dipanggil tidak mau datang malah lari."

"Bukan salah dari pasukan Cakrabirawa mestinya para jenderal tahu bahwa seorang prajurit mendapat tugas harus dihadapi tapi setelah diketuk pintu justru dikunci lebih kuat," imbuhnya.

"Akhirnya oleh teman saya yang sekarang sudah dieksekusi, dihukum mati, itu pintunya ditembak."

"Penembakan pintu itu barangkali menurut perhitungan logika kita peluru ini nyasar anaknya
jadi bukan semata-mata anaknya ditembak, itu gendeng apa."

"Sampai di Lubang Buaya tak ada Cakrabirawa memegang semua di tangan Angkatan Udara," jelas Sulemi.

Sulemi juga cerita bagaimana ia disiksa hingga banyak tulang yang patah.

Ia cerita semua hal apapun tentang yang dilakukan terkait tugasnya saat penjemputan, tapi Sulemi kukuh tak mau mengaku kalau terlibat komunis.

Ia bahkan menyatakan sampai mati tak akan mau mengaku karena memang tak tahu soal komunis ia hanya menjalankan perintah.

Cerita tentang Soeharto

Sementara itu Iskak cerita tentang bagaimana ia dijemput Letkol Untung yang saat itu akan menemui Soeharto dan bagaimana kesetiaannya pada Sukarno.

"Saya loyal dengan Sukarno pemimpin besar revolusi, itu tugas kita ya tugas untuk Sukarno."

"Tahu-tahu di asrama saya diambil oleh Untung (Letkol Untung) jam 10 malem. Saya supaya membawa senjata dua pistol jung satu," kata Iskak.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved