Usai Gunung Agung Meletus, Konsentrasi Senyawa Beracun Terdeteksi di Langit Bali, Bisa Terjadi Ini

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun Instagram @bnpb_indonesia mengungkapkan berdasarkan pantauan...

Tribun Bali/Rizal Fanany
Gunung Agung mengeluarkan kepulan asap setinggi kurang lebih 3000 meter terlihat di Desa Kubu, Karangasem, Bali, Selasa (28/11). 

POSBELITUNG.COM -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui akun Instagram @bnpb_indonesia mengungkapkan berdasarkan pantauan satelit Aura NASA, ditemukan senyawa beracun di Langit Bali.

"Aura NASA telah memantau adanya konsentrasi sulfur dioksida yang tinggi sejak Senin, 27 November 2017, di langit Pulau Bali, sebagian Jawa hingga ke Surabaya dan Kepulauan Madura.

Konsentrasi abu tertinggi ditemukan di sebelah Timur Pulau Bali

Setelah dilepaskan biasanya SO2 dapat berubah menjadi partikel aerosol sulfat kecil.

Ini dapat mengubah kecerahan awan dan mempengaruhi pola presipitasi regional.

SO2 atau Belerang dioksida diketahui merupakan senyawa beracun dengan bau menyengat.

Dalam prosesnya, jika SO2 bertemu dengan senyawa lain di udara maka ia bisa membentuk hujan asam," tulis akun @bnpb_indonesia, Selasa (28/11/2013)

Senyawa beracun terdeteksi di langit Bali oleh satelit Aura NASA (Capture/Instagram BNPB)
Senyawa beracun terdeteksi di langit Bali oleh satelit Aura NASA (Capture/Instagram BNPB)

Seperti diberitakan sebelumnya, dari Desa Sebudi yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III telah terdengar suara dentuman secara terus menerus dari arah Gunung Agung.

Dilansir Tribun-Bali.com, suara dentuman itu diikuti dengan suara gemuruh yang kedengarannya seperti suara mesin pesawat.

Beberapa jam sebelumnya, PVMBG menerima info lontaran batu sebesar kepalan tangan di wilayah Dusun Dukuh, Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017).

Lontaran batu panas ini terjadi tak selang berapa lama setelah Gunung Agung diguncang gempa tremor overscale terus menerus.

Lontaran batu diiringi suara dentuman yang terdengar saat material jatuh.

Tepatnya di sisi utara Gunung Agung.

Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, Selasa (28/11) menjelaskan, tremor over scale tersebut terjadi sekitar pukul 13.30 hingga 14.00 WITA.

Tremor ini baru pertama kali terjadi, selama gunung Agung mengalami krisis beberapa bulan terkahir.

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved