12 Tahun Lalu Saat Perjalanan Pulang Wanita Itu Tanam Ideologi Radikal Dibaiat Segini Harganya

Teror bom yang baru-baru ini terjadi memang membuat banyak orang khawatir. Namun dibalik itu juga

Facebook
Kisah wanita lolos jebakan teroris. 

POSBELITUNG.CO -- Teror bom yang baru-baru ini terjadi memang membuat banyak orang khawatir.

Namun dibalik itu juga banyak kisah-kisah heroik serta menyentuh hati yang mampu membuat tegar orang Indonesia bahwa kebaikan masih tetap ada.

Kisah-kisah yang memperingatkan kita tentang bahaya kelompok radikal dan sesat yang memang nyata ada di Indonesia.

Seorang wanita membagikan kisahnya saat ia mengganggap dirinya hampir menjadi seorang teroris.

Akun Facebook Yunita Dwi Fitri membagikan kisahnya pada 14 Mei 2018 pada pukul 23.58 WIB.

Unggahan tersebut pun telah dibagikan lebih dari 7800 kali dan disukai lebih dari 11000 kali.

Ia mengatakan mengalami kejadian ini 12 tahun yang lalu saat ia sedang menjalankan tugas akhir sebagai seorang mahasiswi.

"Karena saya peduli, jadi mau sharing cerita 12 tahun yang lalu...

"Waktu lagi galau2nya Tugas Akhir kuliah, di perjalanan menuju kosan dari kampus sendirian, sepanjang jalan Sekeloa mikirin Tugas Akhir yang bener2 bikin galau," tulisnya.

Lalu Yunita menceritakan tentang bagaimana awalnya ia bisa hampir masuk ke dalam kelompok aliran sesat tersebut dimulai saat ia pulang dari kampusnya menuju kosnya.

Saat itu ia dihampiri oleh seorang perempuan remaja yang disebutnya Anna dan bertanya tentang kos karena Anna sedang mencari kos.

Karena kebetulan kos Yunita masih ada kamar kosong, kemudian ia membawa Anna ke kosnya.

Namun, hal aneh mulai terjadi, bukannya bertemu pemilik kos, Anna malah meminta minum dan duduk di dalam kamar.

Setelah itu, Anna melihat Alquran yang terbuka di atas sajadah dan ia pun bertanya kepada Yunita, "Suka baca Al-Quran kak?"

"Iya, lagi belajar, suka baca tafsirannya," jawab Yunita.

Setelah itu dibalas lagi, ""Saya besok kesini lagi ya kak bawa temen, nanti kita belajar bareng-bareng ttg tafsir Al Quran."

Awalnya Yunita sudah mulai curiga, namun karena ia memang punya tujuan untuk mempelajari Alquran dan buku-buku yang berkaitan dengan Ketuhanan, maka ia pun mengiyakannya.

Lalu Keesokan harinya Anna membawa seorang wanita yang berusia 22-23 tahun saat itu.

Wanita tersebut disebut Tari dalam cerita ini.

Dengan fasih dan hafal Tari meminta dan menginstruksikan Yunita untuk membuka Alquran dan ayat-ayatnya.

Dari setiap ayat yang dibacakan, Yunita sempat menarik kesimpulan bahwa menurut Tari "halalnya membunuh orang-orang kafir, jihad di jalan Allah tidak mudah, pasti akan dimusuhi bahkan oleh keluarga sendiri, tapi hal itu yang dibenarkan dalam Al-Quran, maka dari itu diawali dengan sembunyi2 agar misi terlaksana dengan baik."

Setelah pertemuan itu, Tari mengajak Yunita untuk melanjutkan belajar bersama tersebut di kos Tari yang ternyata tak begitu jauh dengan Anna akan menjemputnya besok.

Yunita sebenarnya sudah agak takut di situ, namun karena ia masih penasaran akhirnya ia tetap melanjutkannya.

Keesokan hari, Anna datang menjemput dan mengajak ke kos Tari.

Di kos tersebut, kos ditutup rapat-rapat.

Tari kemudian mengeluarkan sebuah papan tulis putih berukuran sedang.

Diawali doa, Tari mulai mengajarkan ideologi, namun tak ada Alquran.

"Disitu ia menceritakan bahwa Tari menggambarkan sebuah mobil ketika driver salah mengendarai, masuk ke jurang, matilah semua penumpang didalam mobil, begitulah jika disebuah negara pemimpinnya salah, intinya adalah negara ini salah dan kita semua berdosa jika dipimpin dengan pemimpin yang salah," tulis Yunita melanjutkan.

"Kemudian menggambarkan sebuah apel busuk ketika ada di dalam kulkas bersama apel-apel yang baik, maka apel yang baik akan tertular busuk, itulah kita jika masih berteman dengan orang kafir dan tidak sepemahaman dengan kita.

"Dari gambaran-gambaran itu, kira-kira paham kan ya maksudnya. Banyak lah ideologi-ideologi yang dia sampaikan. Dan dia menyebut kita harus membangun Negara Islam Indonesia untuk negara yang diridhoi Allah."

"Semakin curiga hati ini ketika dia bilang: "Untuk membangun misi ini diperlukan dana, karena kita membangun sebuah negara baru untuk Allah, dan diperlukan pengorbanan dan ketetapan hati, jadi kamu akan dibaiat di Cimahi (saya kurang inget tepatnya dimana) dengan membawa uang 400 rb, jangan bertanya bukankah amal itu seikhlasnya? Tidak.. karena dengan perngorbananmu maka Allah akan tau sampai mana pengorbananmu untuk-Nya. Bahkan ketika kamu berbohong meminta uang ke orang tua atau menjual handphonemu adalah sebuah pengorbanan untuk Allah. Adapun baju yang harus dikenakan adalah kemeja, hijab, celana bahan"

Yunita mengakui ia merasa ia dicuci otaknya dan otaknya hanya mengikuti perkataan dari mereka hingga tak berani berbicara pada teman-temannya.

Lalu ia mencari pendapat lain, dan bertermu 2 orang mahasiswa lainnya yang dianggap sebagai penyelamatnya.

Kisah akhir Yunita ditutup dengan kalimat, "12 tahun sudah berlalu, sekarang Indonesia sedang darurat teroris, dan saya percaya ini bukan cuma sekedar isu.. Sekarang Tari-Tari lain banyak kita temui di sosmed.. jangan biarkan mereka semakin berkembang

Demi NKRI.

Demi Agamaku."

Berikut ini adalah cerita lengkap dari Yunita:

(Dimas Setiawan)

Baca: Pasukan Elit TNI Sudah Bantu Berantas Teroris, Keberadaan dan Persenjataan Mereka Misterius

Baca: Fenomena Rumah Makan Hantu Hanya Kaki yang Terlihat Ustadz Abdul Somad Minta Baca Ayat Kursi

Baca: Ipda Auzar Pribadi yang Ramah dan Imam Sholat Zuhur dan Ashar Masjid Ikhlas

Baca: 5 Fakta Penyerangan Polda Riau Oleh Terduga Teroris Fakta Nomor 3 Saling Kejar Mengejar

Baca: Jawaban Boy William Dtuduh Sombong karena Kerap Gunakan Bahasa Inggris Makjleb

 

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved