Cepat dan Akurat, Inilah Cara Quick Count Bekerja Ternyata Tidak Rumit

Meski demikian, belum banyak yang tahu bagaimana quick count bekerja. Dalam beberapa kasus sebelumnya hasilnya cepat, kerap akurat.

ilustrasi quick count 

POSBELITUNG,CO - Selain, tentu saja, hasil penghitungan suara oleh KPU, salah satu hal yang paling ditunggu dan kerap membuat deg-degan publik terkait Pilkada 2018 adalah quick count alias hitungan cepat.

Meski demikian, belum banyak yang tahu bagaimana quick count bekerja. Dalam beberapa kasus sebelumnya hasilnya cepat, kerap akurat.

Teknis pelaksanaan hitung cepat sebenarnya tak terlalu rumit. Pengolahan datanya pun tak manual lagi.

Baca: Gubernur Berencana Usulkan KEK Pariwisata Kedua di Belitung

Masing-masing lembaga survei yang melakukan proses hitung cepat sudah mengantongi program yang dirancang khusus. Mungkin yang agak rumit hanyalah pembuatan software programmnya.

Mantan direktur riset Indobarometer, Muhamad Yusuf Kosim, bercerita bahwa hitung cepat sebenarnya merupakan metode statistik terapan yang digunakan dalam penghitungan suara.

Jika kebetuhan hitung cepat semakin berkembang belakangan ini, alasannya semata supaya publik bisa lebih cepat mengetahui hasilnya.

Baca: Viral, Ada TPS Hantu, Nyoblos Dilayani Kuntilanak hingga Diiringi Lagu Mistis

Dalam proses hitung cepat ini penghitungan didasarkan pada unit tempat pemungutan suara (TPS), bukan individu pemilih. Maka, lembaga survei akan mendata jumlah dan pesebaran TPS.

Data ini akan menentukan proporsi persebatan TPS masing-masing wilayah, setelah mengetahui jumlah sampelnya.

Tidak semua hasil suara TPS dikumpulkan. Cukup sampel saja. Nah, di sinilah pihak lembaga survei harus cermat dalam menentukan sampel agar bisa mewakili populasi. Sampel diambil berdasarkan prinsip acak atau random.

Tingkat kesalahan pun sudah ditentukan dari awal. Contohnya, Indobarometer memilih memakai margin of error 0,5%, sedangkan LSI lebih tinggi, yakni 2%.

Baca: Kabar Gembira! Pensiunan PNS Bakal Dapat Rp 20 Juta Per Bulan

Pertimbangan selanjutnya adalah proporsi populasi TPS. Lembaga survei harus paham betul karakteristik populasi, seberapa homogen dan heterogen wilayah yang disurvei. DKI Jakarta saja yang terbagi menjadi lima bagian kotamadya memiliki perbedaan proporsi populasi pemilih.

Prinsipnya, semakin banyak pemilih maka akan semakin banyak sampel TPS-nya. Proses pemproporsian ini juga sudah dilakukan oleh program komputer.

Kendala SMS tertunda

Baca: Satgas Radikalisme dan Deradikalisme Pantau dan Amankan Tempat Ibadah

Pada hari H pelaksanaan hitung cepat, lembaga survei tinggal menunggu laporan dari para relawan di lapangan berdasarkan hasil penghitungan yang sudah disahkan panitia dan saksi.

Pengiriman angka-angka hasil perhitungan cepat lewat SMS atau WA atau media kirim pesan lainnya dengan mencantumkan kode tiap kandidat plus wilayahnya.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved