Ini Pengakuan Nahkoda KM Sinar Bangun yang Tenggelam Telan 188 Nyawa di Danau Toba
Insiden tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun berhasil menghebohkan masyarakat. Kapal yang berangkat dari
POSBELITUNG.CO -- Insiden tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun berhasil menghebohkan masyarakat.
Kapal yang berangkat dari Simarindo, Kabupaten Samosir menuju Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara itu dikabarkan terbalik di Danau Toba pada hari Senin (18/6/2018) sore.
Cuaca buruk dan over kapasitas diduga menjadi penyebab tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun ini.
Baca: Terungkap Musik Kegemaran Via Vallen Ketika Remaja Pernah Juara Lomba Nyanyi Genre Ini
Baca: Hidung Roy Kiyoshi yang Lancip Disorot Katanya Fake Setelah Lihat Foto Masa Mudanya Diduga Asli
Kepala Kantor SAR Medan Budiawan menjelaskan, jumlah korban KM Sinar Bangun seluruhnya 188 orang.
Angka itu berasal dari data terbaru yang didapat tim SAR Gabungan.
Dari jumlah tersebut, 164 orang di antaranya dinyatakan hilang.
Perubahan data ini terjadi setelah sinkronisasi dengan data kepolisian dan Jasa Raharja yang mendatangi langsung keluarga para korban.
Tribunstyle melansir dari Kompas.com.
"Sebelumnya disebutkan korban selamat 18, meninggal tiga dan hilang 184 orang. Sekarang jumlah korban yang selamat jadi 21, meninggal tiga, dan hilang 164 orang," kata Budiawan, Selasa (26/6/2018).
"Ada beberapa nama yang sama karena ada yang melaporkan dengan nama lengkap, ada yang nama panggilan. Sementara tambahan tiga korban selamat adalah nahkoda dan ABK-nya. Mereka adalah Poltak Saritua Sagala, Jenapia Aritonang dan Reider Malau," sambungnya.
Saat ratusan penumpang masih hilang di Danau Toba, nakhoda sekaligus pemilik kapal berinisial SS selamat.
Dia ditemukan Polres Samosir dan menjadi salah satu dari 21 korban selamat.
Kepada wartawan, SS sempat mengaku trauma usai kejadian tersebut.
Dalam sebuah wawancara, SS yang statusnya telah dinaikkan menjadi tersangka ini akhirnya angkat bicara.
Di awal wawancara, SS meminta maaf pada keluarga korban.
