Fenomena SPG Plus-plus di Semarang, Tarifnya Rp 1 Juta hingga Rp 4 Juta Sekali Kencan

"Karena orang yang mencari SPG plus-plus ini mencari sensasi berbeda layaknya orang pacaran, pergi makan, clubing, nongkrong, baru "

Ist
Ilustrasi PSK. 

POSBELITUNG.CO, SEMARANG -- Budi--bukan nama sebenarnya--langsung tersenyum ketika mendengar fenomena sales promotion girl (SPG) nyambi sebagai pekerja seks komersial (PSK). 

Budi yang memiliki profesi sebagai pekerja di dunia malam mengaku tahu betul bagaimana perkembangan bisnis esek-esek itu.

Baca: Hari Ini Senin 13 Agustus 2018 Puasa Dzulhijjah Dimulai, Begini Niat Puasa Dzulhijjah

Baca: Takut Kehamilannya Diketahui Suami dan Mertua, Wanita Ini Pura-Pura Temukan Bayi di Dapur

Menurut dia, perempuan yang nyambi jadi PSK saat ini tidak hanya SPG.

"Sekarang sudah lebih ekstrem lagi. Profesi lain seperti teller bank, guru, PNS, receptionis hotel, juga ada yang nyambi menjadi PSK," ujar pria yang bekerja sebagai event organizer (EO), sekaligus pengelola beer garden dan tempat hiburan di Kota Semarang itu, kepada Tribun Jateng, baru-baru ini.

Khusus SPG bispak (bisa dipakai) di Kota Semarang, Budi menuturkan, jumlahnya sangat banyak.

Bahkan, ia bisa dengan mudah mencarikan pekerja seks yang berlatar belakang SPG dalam waktu singkat.

Hal itu bisa dilakukannya dengan menghubungi secara langsung SPG terkait, maupun melalui agency seles yang menaunginya.

Sepengetahuannya Budi, ada satu agency sales di Semarang yang pemiliknya menyediakan SPG-SPG bisa di-booking order (BO) untuk melakukan hubungan seksual.

Baca: Mertua Tasya Kamila Bukan Orang Sembarangan, Ternyata Sosialita Papan Atas, Berteman Sederet Artis

Baca: Sakit Mendadak, Kondisi Ronaldo Lima Kini Tengah Kritis, Ini Penyakit yang Dideritanya

Identifikasi
Bagi masyarakat awam sulit untuk bisa menilai seorang SPG bisa di-BO atau tidak, tetapi Budi bisa mengidentifikasinya dengan mudah.

Ia pun memberi sedikit tips untuk mengidentifikasi.

Menurut dia, jika SPG itu warga Semarang tapi lebih memilih kos, kuat dugaan perempuan itu nyambi menjadi PSK.

Pemilihan kos dibandingkan dengan tinggal di rumah dinilai untuk menjaga privasi.

Selain itu, dia menambahkan, orang-orang terdekatnya pun juga pasti dirahasiakan, supaya tidak tahu pekerjaan sambilan yang dilakukannya.

"Jika hanya kasat mata mungkin sulit membedakan SPG yang BO dan tidak," ujar Budi.

Baca: Beraksi di Taman, Andi Arsyil Mendadak Duet Dance Lagu DDU-DDU DDU-DDU dengan Audi Marissa

Baca: Coca Cola Jadi Minuman Populer di Dunia, Ternyata Ini Formula Rahasianya yang Dijaga Ratusan Tahun

"Tapi saya sudah bekerja lama di dunia malam, informasi deras mengalir, jadi bisa tahu. Selain itu bisa diidentifikasi lewat komunikasi," paparnya.

Modus transaksi SPG plus-plus, sepengetahuan Budi, paling sering adalah dilakukan dengan pemesanan dari mulut ke mulut.

Jika seseorang mencari PSK berlatar belakang SPG, lebih mudah mendapatkannya dari orang yang sudah pernah menggunakan jasanya.

Namun jika berburu langsung, menurut dia, diperlukan keterampilan komunikasi yang baik.

Sebab, seorang SPG tidak akan mungkin mendeklarasikan dirinya bisa di-BO secara terang-terangan.

"Harus ada pendekatan khusus lebih dulu, ajak ngobrol, pergi makan atau jalan-jalan," katanya.

Baca: Suami Dapat Julukan Cawapres Ganteng, Istri Sandiaga Uno Malah Beri Pesan Kocak Ini untuk Emak-emak

Baca: 5 Rahasia Kenapa Orang Jepang Banyak yang Langsing, Ternyata Tak Perlu Diet atau Olahraga Berlebihan

Jika pun ada SPG yang ketika sedang bekerja mendeklarasikan dirinya bisa di-BO, Budi menyatakan, biasanya pelanggan itu adalah orang pilihan yang memang dinilai sesuai dengan kriteria.

Dia menambahkan, SPG plus-plus lebih suka orang yang secara usia lebih tua, memiliki jabatan tinggi, dan tentunya berduit.

"Bagi dia (SPG bispak), cowok ganteng nggak penting kalau nggak punya duit. Kriteria-kriteria itu juga membuat identitas SPG plus-plus ini lebih privat atau aman, karena sama-sama saling merahasiakan," terangnya.

Tarif
Terkait dengan tarif SPG bispak, Budi menuturkan, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan PSK di lokalisasi.

Untuk satu kali kencan, minimal mereka mematok tarif Rp 1 juta, belum termasuk biaya lain-lain seperti makan dan hiburan.

"Karena orang yang mencari SPG plus-plus ini mencari sensasi berbeda layaknya orang pacaran, pergi makan, clubing, nongkrong, baru eksekusi. Berbeda dengan PSK murni yang maunya cuma berhubungan seksual," jelasnya.

Baca: Versi Akun Resmi Komunitas Nahdatul Ulama, Prabowo-Sandiaga Menangi Polling Capres dan Cawapres

Baca: Pemilik Zodiak Ini Suka Bocorin Rahasia Temannya, Hati-hati jika Curhat dengan Mereka

Budi mengatakanr, harga itu tentu saja lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan normal mereka sebagai SPG.

Menurut dia, seorang SPG dengan tampilan fisik grade A, yaitu cantik, putih, dan tinggi tarif per harinya minimal Rp 400 ribu untuk delapan jam kerja.

"Untuk SPG grade A ini tarif BO-nya juga mahal, bisa sampai Rp 3 juta-Rp 4 juta sekali kencan," tuturnya.

Seorang SPG yang menjadi PSK, dia menambahkan, mayoritas terdorong karena gaya hidup, bukan lagi kebutuhan.

Mereka ingin tampil serba punya dengan cara singkat. Apalagi terbuka peluang ke jalan itu lewat penampilan fisik menarik dan tawaran dari pihak luar.

Baca: Christian Sugiono dan Titi Kamal Pamer Kemesraan, Tak Segan Lakukan Ini di Tempat Wisata

Baca: Prajurit AS Ketakutan hingga Jenderal di Pentagon Keheranan Tahu Ilmu Hantu Prajurit Kopassus ini

"Kalau dibilang kepepet ekonomi tidak juga, karena kebanyakan latar belakang mereka dari orang mampu. Tapi lebih pada gaya hidup. Ada SPG yang kemudian nyambi jadi PSK, tapi ada juga PSK yang ingin mendapat pelanggan memanfaatkan pekerjaan sebagai SPG," imbuhnya.

Budi menilai, menjamurnya fenomena prostitusi membuat ia bersama rekan-rekannya saat ini sangat sulit mencari pekerja wanita berusia 30 tahun yang berpenampilan menarik.

Apalagi dengan upah bulanan yang hanya Rp 2,5 juta.

"Saya jadi sempat berpikir, apakah kesulitan mencari pekerja dengan kriteria itu karena bisnis esek-esek dipandang lebih menjanjikan dibandingkan dengan pekerjaan normal?" ujarnya. (tim)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Menilik Fenomena Sales Promotion Girl Plus-plus Di Semarang, Tarifnya Hingga Rp 4 Juta Sekali Kencan

Baca: Info CPNS 2018 - Berikut Penjelasan BKN tentang Keterangan Akreditasi PT

Baca: Nia Ramadhani Ngaku Lebih Bahagia Setelah Menikah daripada Single, Ada yang Gak Bisa Dibeli Katanya

Baca: NASA Luncurkan Misi Berani Mati, Kirim Benda Ini untuk Sentuh Matahari

Baca: Dokter pun Beri Hormat Pada Pahlawan Kecil Liang Yaoyi, Ternyata Ini yang Telah Dilakukan Sang Bocah

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved