Ini Pengakuan Warga Belitung yang Terjebak di Lantai 6 Nagoya University Saat Topan Jebi
Di kampus, Ayu mengerjakan banyak sekali tugas yang harus segera diselesaikan, padahal jadwalnya, ia libur.
Ayu mendengar dua kali alarm kampus berbunyi sebagai tanda peringatan bahaya.
Namun orang Jepang tak panik dan menganggap hal itu peringatan biasa.
“Alarm pertame pade keluar semue. Alarm kedua pade biase. Ha ha ha orang Jepang...seh. Akhirnya karena raga takut aku pindah ruangan yang banyak orangnya (ruangan mahasiswa). Disana mahasiswa Jepang pada santai-santai kerja kayak biasa,” ungkap Ayu.
Melihat kondisi orang Jepang yang tenang-tenang saja kala itu, Ayu pun bertanya.
“Kalian dak takut...aku takut banget...mereka bilang" biasa ini, tenang saja, bangunan Jepang tahan kok," cerita Ayu.
Mendengar pertanyaan Ayu, orang Jepang justru balik bertanya.
“Trus ditanyak dí Indonesia pernah ngerase topan dak. Aku sebut ndak,” sebut Ayu.
Kondisi ini membuat Ayu terdiam dalam kampus.
Ia hanya bisa menunggu kondisi membaik agar bisa keluar dari kampus.
“ Jadilah itu aku terjebak di lantai enam. Nggak makan roti idang makan siang. Baru balik jam 7.30 malam. Karena nunggu reda (cuaca). Jam 8 malam kemarin reda. Baru aku dapat balik (pulang),” papar Ayu.
Tak Beri Tahu Keluarga
Meski mengalami masa-masa sulit saat merasakan ketegangan akibat topan jebi, Ayu memilih untuk tidak memberi tahu keluarga.
Ia memiliki alasan yang cukup masuk akal.
Ayu takut membuat khawatir sang ibu jika cerita ini disampaikan.
“Aku dak ngabarek keluarge takut khawatir. Aku langsung pasang ajak di fb (kakak-kakak aku nok tahu). Mun umak dak diberik tahu takut spot jantung. Paya la tue umak aku,” ujar Ayu.