Sejarah Pulau Belitong
Menelisik Pulau Kalimuak, Ada Terowongan yang Disebut Tembus Sampai ke Museum
Kalimuak yang selama ini terlihat sederhana ternyata menyimpan begitu banyak cerita di dalamnya.
Tangga itu terbuat dari coran semen dengan kemiringan kurang lebih 55 derajat.
Menaiki tangga ini lumayan bikin capek dan membuat kaki serta pinggang terasa pegal.
Namun rasa capek itu seolah sirna ketika mendapati sebuah pendopo di ujung anak tangga.
Nuansa klenik mulai terasa ketika menyaksikan untaian kelambu yang menyelubungi pendopo tersebut. Sementara di sebelahnya, terdapat sebuah bangunan seukuran mushola berwarna hijau sebagai tempat untuk berdoa dan menggelar ritual.
Di tengah-tengah pendopo tersebut terdapat sebuah beton berbentuk tabung setinggi kurang lebih 70 sentimeter dan diameter 60 sentimeter.
Menurut Patrik, beton yang dibalut kain putih dan merah tersebut pada masa kolonial Belanda berfungsi sebagai kaki meja bundar.

Konon kabarnya meja itu terbuat dari batu giok.
Sayang meja tersebut raib dan hingga kini tak pernah ada kabarnya.
Lalu entah sejak kapan kata Patrik, kaki meja yang tersisa akhirnya menjadi benda yang dikeramatkan oleh sebagian warga Tiong Hoa asal Belitong.
Nuansa keramat makin kuat dengan keberadaan tempat dupa.
Selain itu terdapat juga sejumlah barang yang sengaja digantung pada ranting-ranting pohon.
Barang-barang itu sebagian besar berupa botol air mineral, di samping juga terdapat korek gas, bekas minuman kaleng, dan piring plastik.
Menurut Patrik, selain menjadi keramat, beton tersebut juga memiliki mitos tersendiri.
Konon barang siapa berhasil memeluk keramat tersebut maka permohonannya bakal terkabul.

Mereka yang punya tujuan tertentu mendatangi keramat itu dengan membawa sesajian berupa ayam atau kambing.