Menelisik Jejak Masuknya Islam di Belitung, Dari Bangkai Kapal Sampai Bahasa Kuno
“Jadi mungkin sekali awak kapal itu yang pertama kali membawa Islam ke Belitung, minimal penduduk Belitung saat itu mungkin ..."
Namun ia meyakini pasti ada jejak-jejak budaya yang ditinggalkan oleh para awak kapal tersebut.
Dari segi bahasa, terdapat satu kosa kata dari bahasa Belitung kuno yang hampir tidak dikenali sama sekali.
Kosa kata itu muncul dalam buku berjudul Tijdschrif voor indische Taal-, Land-En Volkenkunde jilid 34 terbitan tahun 1891.
Kosa kata itu ditulis ‘rilallah’. Padanan kosa kata tersebut dalam bahasa Melayu Riau ditulis radlija (baca: radliya).
Tokoh adat Desa Aik Ketekok Maharip (82) bahkan tak mengenali kosa kata tersebut.
Sedangkan kata dajal yang berarti nakal masih dikenalinya.
“Itu (rilallah-red) bahasa kuno benar, dak isak aku ngendengar e,” kata Maharip kepada Pos Belitung.
Maharip juga termasuk tokoh yang setuju pada asumsi yang mengatakan bahwa Belitung sudah bersentuhan dengan Islam sejak abad ke-9.
Menurutnya Islam di Pulau Belitung sudah begitu mengakar hingga masuk ke ranah kebudayaan masyarakat.
“Duluk ade pengulu kampung, selain jadi pemimpin dia juga tokoh agama, di kampong kamek duluk (kampung kami dulu) di Aik Nangkak, 30-40 urang belajar agama kan pengulu kampung,” kata Maharip.
Sistem sosial dalam masyarakat Belitung tempo dulu juga mengenal tiga tokoh sentral, yakni selain Pengulu Kampung, ada juga Dukun Kampung dan Lebai.
Menurut Maharip ketiga sosok tersebutlah yang menjalankan tugas Haqulala, Haquladam, dan Haqulrasul.
Berita ini merupakan hasil peneluruan pustaka dan wawancara Pos Belitung, Februari 2018.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kalian tentang kesejarahan Pulau Belitung.
(posbelitung.co/Wahyu Kurniawan)