Inilah Kisah Pretty Asmara, Dimanja Sejak dalam Kandungan karena Dianggap Membawa Keberuntungan
Inilah Kisah Pretty Asmara, Dimanja Sejak dalam Kandungan karena Dianggap Membawa Keberuntungan, Sudah Kenal Cinta saat Kelas 5 SD
Sejak masih bayi, aku sudah montok. Kata orang, aku lucu banget, lo. Sudah begitu, menurut orang Jawa tentang hari lahirku yang disebut weton, hitungan hari lahirku termasuk bagus.
Sebagian orang Jawa, kan, masih memercayai tanggal Jawa. Kalau lahir pada hari tertentu, kelak akan memiliki keberun-tungan yang tinggi.
Malah ada yang mengatakan, setelah aku lahir, sebaiknya Ibu jangan punya anak lagi.
Kalau Ibu hamil lagi, belum tentu setelah lahir, hitungan Jawanya lebih bagus dari aku.
Baca: Dengar Ada di Buritan, Kepala Basarnas Sebut Sinyal CVR Black Box Lion Air PK-LQP Mulai Terdengar
Baca: Ada 105 Kantong Jenazah Penumpang Lion Air JT-610, 7 Telah Teridentifikasi Berikut Datanya
Kelahiranku yang dianggap membawa keberuntungan bagi keluarga, membuat orangtuaku begitu memanjakan diriku di banding kakakku.
Bahkan, aku sudah dimanja sejak masih dalam kandungan.

Misalnya saja kalau kelahiran kakakku hanya ditangani bidan di Lumajang, waktu mengandung aku, Mama melakukan kontrol kandungan di Surabaya dengan ditangani dokter spesialis kandungan.
Saat melahirkan aku, Mama juga ditangai dokter spesialis kandungan di Surabaya. Padahal, jarak dari tempat tinggal orang tua di Desa Dawuhan, Lumajang sampai Surabaya, makan waktu tiga jam dengan mobil.
Oleh orangtua, aku memang dianggap anak yang membawa keberuntungan!
Waktu itu, Bapak jadi guru SMEA di Lumajang. Di sela-sela waktunya, Bapak juga nyambi sebagai pemasok damen atau jerami ke pabrik kertas Leces.
Baca: Potret Pemandangan Unik Turis Tiongkok, dari Gigi Palsu Copot Saat Selfie hingga Pawang Ular Cilik
Baca: 10 Kondisi Tubuh yang Sering Dianggap Sepele Ini Bisa Sembunyikan Masalah Kesehatan Serius
Usaha Bapak semakin meningkat justru ketika Mama hamil aku.
Bahkan, ketika aku lahir, usaha Bapak semakin bagus. Kata orang, dari usaha damen tadi, Bapak menjadi salah seorang yang kaya raya di desa kami.
Itu sebabnya, sejak kecil aku gaya tenan lo (sungguh-sungguh bergaya, Red).
Bayangkan saja, aku selalu mendapat kualitas makanan yang bagus dari segi gizi.
Pokoknya, akulah yang paling disayang orangtuaku. Mungkin itu yang membuat pertumbuhan badanku lebih subur dibanding kakakku.