Inilah Kisah Pretty Asmara, Dimanja Sejak dalam Kandungan karena Dianggap Membawa Keberuntungan

Inilah Kisah Pretty Asmara, Dimanja Sejak dalam Kandungan karena Dianggap Membawa Keberuntungan, Sudah Kenal Cinta saat Kelas 5 SD

Tabloid Nova
Pretty Asmara ketika masih kecil. 

Mungkin karena merasa usahanya sudah lebih dari cukup, Bapak nekat melepas begitu saja profesi guru.

Menurut Bapak, pengusaha jerami lebih menjanjikan masa depan yang lebih cerah. Kelak Bapak menyesali tindakannya.

Baca: Nagita Slavina Langsung Histeris Saat Ditanya Bahagiakah Hidup dengan Raffi, Intip Video di Sini

Baca: Ini Potret Presiden Jokowi Kendarai Motor Custom Hijau Saat Blusukan ke Pasar Anyar Kota Tangerang

Sebab, menjelang aku dewasa, usaha Bapak mengalami penurunan.

Tahu sendiri, kan, yang namanya bisnis, kan, tidak selalu untung. Kalau saja Bapak tidak melepas profesi guru, bisa jadi hidupnya lebih tenang.

SUKA DIFOTO

Menurunnya usaha Bapak tak membuatku patah arang. Mungkin juga karena aku masih terlalu kecil untuk mengerti.

Yang pasti perubahan hidup itu justru menempa untuk mandiri. Kejadian itu juga menempaku menjadi wanita yang memiliki jiwa survival yang kuat.

Sebaliknya kedua kakakku, saat Bapak mencapai puncak mereka sudah SMP dan SMA.

Selanjutnya begitu Bapak sudah menurun, mereka cenderung lebih cengeng.

Kendati demikian, aku tetap merasa sangat -beruntung dengan indahnya masa kecilku. Kata orang, aku sudah genit banget saat balita.

Baca: Sederet Potret Thalasya, Sosoknya Viral Karena Mirik Boneka, Intip Fotonya di Sini

Baca: Postingan Siap Jadi Istri Kedua Ridwan Kamil Buat Atalia Bingung, Reporter Ini Akhirnya Minta Maaf

Pretty Asmara yang mengaku tidak terlalu dekat dengan kakaknya.
Tabloid Nova
Pretty Asmara yang mengaku tidak terlalu dekat dengan kakaknya.

Aku sering sekali difoto Bapak. Kasarnya melakukan gerak apa saja, tak pernah lepas dari jepretan Bapak.

Wah, fotonya lucu-lucu.

Meski genit, aku termasuk bengal, lo. Ketimbang main dengan anak perempuan, aku lebih suka main silat-silatan dan suka berantem dengan anak lelaki.

Bahkan, aku berani melawan Rubat, teman sebaya yang terkenal bandel. Habis berantem, aku menangis, pulang ke rumah, dan mengadu sama Ibu.

Tapi, Rubat juga menangis dan mengadu pada ibunya. Konyolnya lagi, setelah itu ibuku dan ibu Rubat berantem.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved