Wanita Jadi Pemimpin di Desa Ini, Tak Ada Lelaki Cuma Anak-anak Akibat Perang Saudara
Desa La Puria adalah rumah bagi sekitar 100 orang asli Emberá Katío. Dalam bahasa mereka, ‘ẽberá’ dapat berarti orang asli.
Desa yang tertinggal
Tahun 1960-an, perang berakhir.
Hanya saja referendum sipil sempat ditolak pada tahun 2016 oleh para pemimpin FARC dan pemerintah Kolombia.
Untungnya revisi perjanjian disahkan beberapa bulan kemudian.
Namun setelah perang, warga desa La Puria mengaku masih sepenuhnya ditinggalkan oleh negara.
Valencia bertanya pada salah satu penduduk desa La Puria dan mereka hidup tanpa bantuan pemerintah.
Seperti tidak ada perawatan kesehatan dan pekerjaan umum. Sehingga warga desa La Puria mengalami malnutrisi dan kondisi tidak bersih.
"Menurut saya, perang masih berlanjut dan kami menerima konsekuensinya.”
Tapi untungnya warga desa La Puria cepat beradaptasi. Di mana mereka hidup lebih damai daripada sebelumnya.
Mereka bisa mengenakan pakaian warna-warni an juga berkomunikasi melalui kamera.
Berita ini sudah tayang di Intisari Online dengan judul Desa La Puria, Ketika Perang Tewaskan Semua Pria dan Hanya Tersisa Wanita dan Anak-anak di Sini
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/wanita-di-desa-la-puria.jpg)