Wanita Ini Terinfeksi HIV Sejak Bayi, tapi Kini Sukses Donorkan Ginjalnya

Kesuksesan ini merupakan terobosan medis yang akan memberikan harapan untuk ketersediaan organ dan membantu mengubah persepsi mengenai HIV.

Editor: Fitriadi
Shutterstock
Ilustrasi ginjal. 

POSBELITUNG.CO - Ahli bedah di Rumah Sakit Johns Hopkins, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, berhasil mentransplantasikan ginjal dari seorang pasien HIV positif ke penerimanya yang juga merupakan penderita HIV.

Kesuksesan ini merupakan terobosan medis yang akan memberikan harapan untuk ketersediaan organ dan membantu mengubah persepsi mengenai HIV.

Sekarang, pendonor bernama Nina Martinez berusia 35 tahun serta penerima donor yang tidak disebutkan namanya sedang dalam tahap pemulihan.

Selama ini orang dengan HIV telah menghadapi tantangan untuk bisa menjadi penerima maupun menjadi pendonor ginjal.

Barulah pada tahun 2016, Rumah Sakit Johns Hopkins melakukan tranplantasi, Namun, donor ginjal berasal dari orang yang sudah meninggal.

Nina Martinez merupakan pendonor hidup pertama yang sukses melakukan transplantasi.

Meski begitu, pusat transplantasi organ sempat ragu untuk memberikan organ Nina Martinez karena takut secara tidak sengaja justru menginfeksi penerima dengan virus atau mempercepat timbulnya AIDS pada orang tersebut.

Dokter berpikir obat-obatan yang diberikan untuk mencegah penolakan organ memungkinkan HIV untuk menyerang lebih banyak sel-sel tubuh dan menyebabkan penyakit ini makin tak terkendali.

Namun, akhirnya proses itu bisa berjalan dengan lancar. Penerima donor tidak perlu lagi melakukan dialisis ginjal dan bisa memiliki harapan hidup 20 hingga 40 tahun.

Dorrey Segev, salah satu ahli bedah Johns Hopkins yang melakukan transplantasi organ, mengatakan bahwa operasi itu tidak berbeda dengan transplantasi donor hidup lainnya yang telah ia lakukan karena HIV Martinez dikontrol dengan sangat baik oleh obat antiretroviral.

Setelah itu pun, Nina Martinez dan penerima akan tetap menggunakan obat antiretroviral tanpa batas waktu untuk mengendalikan HIV mereka.

Dikarenakan mereka mungkin memiliki jenis virus serta resistensi yang berbeda terhadap pengobatan HIV, dokter terus memantau penerima dengan cermat dalam beberapa bulan setelah transplantasi.

Nina Martinez sendiri tertular HIV dari transfusi darah yang dilakukan ketika bayi.

Pada tahun 1983, Nina Martinez dan saudara kembarnya lahir prematur di San Jose.

Kedua bayi ini mengalami anemia dan dibawa ke rumah sakit untuk transfusi darah dan Nina Martinez pun terinfeksi.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved