Meski Kepalanya Terpenggal, Penjahat yang Tak Langsung Mati dan Masih Sadar

Aksi eksekusi hukuman mati dengan memengal kepala di depan umum menjadi salah satu hal yang biasa dilakukan di abad ke-18 di sejumlah wilayah Eropa.

Editor: Fitriadi
mirror.co.uk
Hukuman pancung 

"Saat itulah saya memanggil dengan suara yang kuat dan keras: 'Languille' saya melihat kelopak matanya perlahan-lahan terangkat."

Krisdayanti dan Raul Lemos Boncengan Naik Motor ke TPS, Sapa Warga di Sepanjang Perjalanan

Dr Beaurieux membandingkan tatapan yang diberikan Henri kepadanya sama dengan orang-orang yang terbangun dari tidur atau dikagetkan saat pikirannya kosong.

Beaurieux mengatakan ia memanggil Henri Languille kedua kalinya, dan sekali lagi mata Henri tertuju padanya.

Kemudian saat Beaurieux memanggil untuk yang ketiga kalinya, Henri Languille tidak lagi merespon, disitulah Henri Languille dipastikan telah mati.

Kejadian tersebut berlangsung selama dua hingga tiga puluh detik.

Eksperimen lainnya dilakukan pada tahun 1950 yang dilakukan oleh pemerintah Prancis dengan bantuan dokter Piedelievre dan Fournier.

7 Model Plat Nomor Kendaraan Seperti Ini Diincar Polisi saat Razia, Pasti Kena Tilang

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan, eksekusi menggunakan alat bernama guillotine tidak efektif karena korbannya tidak langsung mati.

Orang terakhir yang dieksekusi menggunakan guillotine di Prancis adalah pembunuh kelahiran Tunisia, Hamida Djandoubi pada tahun 1977.

Pembunuh Hamida Djandoubi adalah orang terakhir yang dieksekusi menggunakan guilltone di Perancis pada tahun 1977
Pembunuh Hamida Djandoubi adalah orang terakhir yang dieksekusi menggunakan guilltone di Perancis pada tahun 1977 (AFP - Getty)

Djandoubi menjadi orang terakhir di Eropa Barat yang dieksekusi, sementara Prancis secara resmi menghapuskan hukuman mati pada tahun 1981.

Otoritas Prancis sebenarnya telah melarang eksekusi publik setelah pemenggalan Eugene Weidmann pada tahun 1939.

Begini Bentuk TPS Pemilu Pertama di Indonesia 64 Tahun Silam

Namun, ada satu kepala yang diawetkan dalam botol kaca di Fakultas Kedokteran Universitas Lisbon.

Kepala tersebut milik Diogo Alves, pembunuh berantai pertama Portugal dan salah satu orang terakhir yang dieksekusi di negara itu pada tahun 1841. (*) (Ulfa Lutfia Hidayati)

Berita initelah terbit di grid.id berjudul Ngeri! Kisah Penjahat yang Tak Langsung Mati dan Masih Sadar Meski Kepalanya Terpenggal

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved