Beginilah Reaksi Berbeda Tokoh Politik terkait soal Natuna, dari Prabowo hingga Mahfud MD

Beginilah Reaksi Berbeda Tokoh Politik terkait soal Natuna, dari Prabowo hingga Mahfud MD

Gita Irawan/Tribunnews.com
Reaksi berbeda tokoh politik soal klaim Natuna, berikut tanggapan Prabowo Subianto hingga Mahfud MD. 

Beginilah Reaksi Berbeda Tokoh Politik terkait soal Natuna, dari Prabowo hingga Mahfud MD

POSBELITUNG.CO -- Pemerintah Indonesia terus memperkuat pertahanan di wilayah laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Hal ini dilakukan setelah sejumlah kapal penjaga pantai Tiongkok untuk mengawal kapal nelayan mereka yang mencuri ikan di perairan Indonesia.

Adapun kejadian tersebut membuat geram pemerintah Indonesia.

Sejumlah tokoh pun juga dibuat angkat bicara soal konflik di perairan Natuna tersebut. 

Ada yang menanggapi dengan santai, namun ada pula yang mengingatkan kembali hukum internasional yang berlaku. 

Tetap Pertahankan Kedaulatan, Mahfud MD Tegaskan Indonesia Tidak Akan Perang dengan China!

Berikut pernyataan mereka soal konflik di perairan Natuna.

Menhan Prabowo Subianto

Dikutip dari YouTube KOMPASTV, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto mengatakan, antara pemerintah Indonesia dengan China sama-sama memiliki sikap terhadap gesekan yang sedang terjadi.

Menurutnya, perlu dicari solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik di perairan Natula.

Ia juga mengingatkan negara China merupakan negara sahabat. 

"Kita selesaikan dengan baik. Kita cool aja, santai," terang Prabowo. 

Trump Vs Iran, Bakal Serang Gedung Putih, Iran Tawarkan Hadiah Rp 1,1 Triliun untuk Kepala Trump

Menko Polhukam Mahfud MD 

Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaman Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2020) (Tribunnews.com/Gita Irawan)
Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamaman Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam Jakarta Pusat pada Jumat (3/1/2020) (Tribunnews.com/Gita Irawan)

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD memastikan berlayarnya kapal-kapal negara China di perairan Indonesia melanggar hukum internasional UNCLOS 1982.

"Itu sudah jelas China tidak punya hak," tegas mantan Hakim MK ini seperti dikutip dari YouTube KompasTV, Minggu (5/1/2020).

Mahfud mengaku akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Ia menambahkan Indonesia memiliki hak kedaulatan atas wilayahnya. 

"Harus kita perjuangkan," tutur Mahfud.

Trump Vs Iran, Trump Tegaskan Jika AS Diserang, 52 Target Iran Bakal Dihantam Sangat Cepat

Menlu Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menekankan Indonesia tidak akan pernah mengakui klaim sepihak yang dilakukan oleh China atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Perairan Natuna.

China tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh hukum internasional seperti tertuang dalam Deskripsi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.

"Terutama UNCLOS 1982," kata Retno dikutip dari siaran YouTube KompasTV.

Bayi Baru Pertama Ahok Lahir dari Rahim Puput Nastiti Devi, Terungkap Wajah Sang Bayi, Mirip Siapa?

Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (instagram.com/susipudjiastuti115)
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (instagram.com/susipudjiastuti115)

Susi Pudjiastuti mengatakan meski Indonesia dan Tiongkok bersahabat, pemerintah tak boleh melindungi para pencuri ikan.

Dalam cuitannya, Susi Pudjiastuti ingin pemerintah menegakkan hukum yang berlaku sebagai solusi menindak pelaku pencuri ikan di Perairan Natuna.

"Persahabatan antar negara Tidak boleh melindungi pelaku Pencurian Ikan & Penegakan hukum atas pelaku Ilegal Unreported Unregulated Fishing."

"Tiongkok tidak mungkin dan tidak boleh melindungi Pelaku IUUF."

"Karena IUUF adalah crime/ kejahatan lintas negara," tulisnya dalam akun Twitter @susipudjiastuti, Sabtu (4/1/2020).

Trump Vs Iran, Bersumpah Balas Dendam, Situs Pemerintahan AS Diretas, Ada Gambar Potus Dipukul

Dalam twit-nya Susi kembali menegaskan penegakan hukum kepada para pencuri ikan ini berbeda dengan persahabatan antar negara maupun investasi.

Pasukan disiapkan  

Panglima Komondo Gabungon Wilayah Pertahonan | (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono menggelar apel pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pasukan yang terlibat yakni sekitar 600 personil dengan jumlah KRI yang ada sebanyak lima unit kapal. (DOK TNI)
Panglima Komondo Gabungon Wilayah Pertahonan | (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono menggelar apel pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, pasukan yang terlibat yakni sekitar 600 personil dengan jumlah KRI yang ada sebanyak lima unit kapal. (DOK TNI)

Panglima Komondo Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Morgono menggelar apel pasukan intensitas operasi rutin TNI di pelabuhan Selat Lampa, Ranai Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Ada 600 personel TNI dan lima unit kapal perang yang ikut dalam apel pengamanan Laut Natuna ini.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/1/2020),  600 personel TNI yang disiagakan terdiri dari satu Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapat, satu Kompi gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta satu Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satrad 212 Natuna).

Lina Mantan Istri Sule Meninggal, 5 Fakta Kisah Cinta Sule & Lina, 20 Tahun Bersama hingga Bercerai

Yugo menegaskan, pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh kapal ikan asing di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia merupakan ancaman pelanggaran batas wilayah.

"Dan itu perbuatan yang sangat mengancam kedaulatan Indonesia. Untuk itu, TNI wajib melakukan penindakan hukum terhadap pelanggar asing yang telah memasuki wilayah dan kegiatan ilegal berupa penangkapan ikan tanpa izin di Indonesia," kata Yudo.

Bahkan mulai 1 Januari 2020, telah didelegasikan tugas dan wewenang kepada Pangkogabwilhan I untuk menggelar operasi menjaga wilayah Indonesia dari pelanggar asing.

"Operasi ini dilaksanakan oleh TNI dari seluruh unsur, mulai dari laut, udara dan darat," jelasnya.

Lebih jauh Yudo mengatakan kepada seluruh prajurit untuk memahami aturan-aturan yang berlaku, baik hukum laut internasional maupun hukum nasional di wilayah laut Indonesia.

Pernyataan Tegas Mahfud MD Soal Natuna: Kalau Kapal China Masuk Natuna Kita Usir!

Selain itu seluruh prajurit wajib menindak secara terukur dan profesional sehingga tidak mengganggu hubungan negara tetangga yang sudah terjalin dengan baik.

"Yang terpenting gunakan role of engagement yang sudah dipakai dalam kegiatan sehari-hari," pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 KRI dan 600 Prajurit TNI Siaga Amankan Perairan Natuna"

(*)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Hadi Maulana)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reaksi Berbeda Tokoh Politik, Tanggapan Prabowo Subianto hingga Mahfud MD soal Klaim Natuna

Sule Akui Ketemu Teddy saat Makamkan Lina, Komunikasi sama Teddy: Saya Tak Perlu Dikasih Tahu

Ustaz Dhanu Ungkap Penyakit Evi Masamba, Keanehan Dimulai di Malam Jumat, Ternyata Alami Hal ini

Jenderal Iran Qassim Soleimani Dibunuh Lewat Serangan Udara, Ternyata Perintah Presiden AS Trump

Lina Mantan Istri Sule Meninggal Dunia, Begini Kedekatan Terakhir Rizky Febian, Lina & Adik Bayinya

Jenderal Iran ini Serukan Aksi Pembalasan ke Amerika Atas Pembunuhan Qassem Soleimani, Makin Genting

Prabowo Dikenal Tegas Jadi Melemah Tangani Polemik China-Natuna, Susi: Jangan Beri Opsi Lain

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved