Tewas Digigit Ular Weling, Balita ini Sempat Koma 5 Hari, Lukanya Hanya Diikat & Disedot
Karena orang tua korban tidak tahu cara penanganan gigitan ular, maka luka gigitan tersebut hanya diikat dan disedot lukanya.
Indonesia adalah salah satu tempat persebaran ular weling yang berbahaya ini.
Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Perawatan RSUD Gunung Jati Siti Maria mengatakan, pihaknya berupaya maksimal untuk mengobati korban, termasuk dengan pemberian serum anti-bisa ular (SABU).
Tetapi segala upaya yang dilakukan belum menimbulkan perubahan yang signifikan.
Tri Maharani, Review Adviser WHO Snakebite Envenoming Working Group, Mengatakan bahwa gigitan ular yang menimpa bocah balita di Cirebon ini termasuk kasus langka.
”Ini ular Bungarus candidus khusus Cirebon. Hasil laboratorium, pembekuan darahnya normal, tetapi trombositnya menurun. Biasanya ular ini menyerang saraf dan akhirnya gagal pernapasan. Untuk riset venom-nya (bisa), belum ada di Indonesia, bahkan di dunia,” paparnya.
Serum anti-bisa ular weling
Indonesia memiliki berbagai jenis ular berbisa yang berbahaya jika terkena gigitannya.
Bahkan, ada sekitar 77 jenis ular berbisa yang tersenar di seluruh Indonesia.
Secara umum, bisa ular ada dua jenis, yaitu neurotoksin dan hemotoksin, seperti dilansir dari kompas.com.
Ular weling dan kobra memiliki jenis bisa neurotoksin, sedangkan ular tanah dan ular hijau berekor merah memiliki bisa hemotoksin.
Tetapi setiap jenis ular memiliki karakter bisa yang berbeda-beda, bahkan jumlah bisa yang keluar saat menggigit juga berbeda.
Dari 77 jenis ular berbisa, Indonesia baru memiliki dua jenis serum anti bisa ular.
Sedangkan dua jenis serum bisa ular tersebut berjenis polivalen, di mana bisa digunakan untuk semua jenis gigitan ular. (TribunStyle.com/Anggie)
Artikel ini telah tayang di TRIBUNSTYLE.COM dengan judul Kisah Tragis Balita Tewas Digigit Ular Weling, Lukanya Hanya Diikat & Disedot, Sempat Koma 5 Hari
