Kriminalitas

Jadi Korban Perbudakan dan Penganiayaan Paman, Siswi SMP Ini Kerap Dipukul Hingga Tak Diberi Makan

Selama tiga tahun sejak kelas IV SD hingga kelas 1 SMP ini dia mengalami penganiayaan dan perbudakan.

Grafis Tribun Jogja/Suluh Pamungkas
Ilustrasi penganiayaan 

POSBELITUNG.CO-- Nasib tragis dialami MIB alias Ir (12), siswi sebuah SMP negeri di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selama tiga tahun sejak kelas IV SD hingga kelas 1 SMP ini dia mengalami penganiayaan dan perbudakan.

Kekerasan ini dilakukan oleh pamannya sendiri. Tak tahan selalu mendapat siksaan dan kekerasan MIB akhirnya menulis di secarik kertas meminta pertolongan warga sekitar agar bebas dari aksi kekerasan yang dilakukan pamannya.

Saat di kantor kepolisian ia menangis menceritakan kejadian penganiayaan dan perbudakan yang dialaminya selama bertahun-tahun.

MIB disiksa selama tiga tahun oleh pamannya sendiri YYS (40).

Siswa Acungkan Jari Tengah, Guru di Lamongan Naik Pitam Hingga Jadi Tersangka Penganiayaan

MIB mengaku, sejak 2016 atau sejak duduk dibangku kelas IV sekolah dasar, ia mendapat perlakuan kasar dari sang paman, YYS.

YYS sendiri merupakan adik dari ibu kandung MIB. Kasus itu terungkap, setelah MIB menulis di secarik kertas soal kondisinya dan diserahkan ke tetangga terdekat tempat ia tinggal.

"Kemarin waktu mau diambil keterangan, sekitar satu jam dia (MIB) menangis, sebelum dia jujur mengungkap aksi kekerasan yang dialaminya," ungkap Kapolsek Maulafa, Kompol Margaritha Sulabesi, saat diwawancarai sejumlah wartawan, Rabu (11/3/2020) kemarin.

Ibu kandung MIB, juga telah mendatangi Polsek Maulafa sambil menangis dan meminta agar anaknya dibawa pulang ke kampung halaman mereka di Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

"Ibu kandung korban, bertekad bawa pulang korban dan urusan tersangka, diserahkan ke polisi," ujar Sulabesi.

Saat ini, korban didampingi Lembaga Bantuan Hukum Apik dan dititipkan ke Pondok Pengharapan. Sementara itu, YYS sudah ditahan dalam sel Polsek Maulafa sejak Selasa (10/3/2020) kemarin.

YSS ditahan, setelah sejumlah tetangga melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Maulafa. "Saat kami tangkap dan dibawa ke polsek kemarin, YSS ini menangis sesenggukan," ungkap Sulabesi.

Tangis YSS, lanjut Sulabesi, lantaran menyesali semua perbuatan kejinya terhadap sang ponakan.

Kakek Korban Penganiayaan Cucu Malah Ingin Ikut Tidur di Penjara, Pelaku Seorang YouTuber

Meski begitu, kata Sulabesi, pihaknya tetap menahan dan memproses hukum kasus itu hingga tuntas.

Entah apa yang ada di benak YYS (40) hingga tega menganiaya MIB alias Ir (12) keponakan sendiri.

Siswi sebuah SMP negeri di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih berusia 12 tahun itu juga diperlakukan bak budak. Padahal, ibu korban merupakan kakak kandung pelaku.

MIB yang tinggal di rumah sang paman di RT 010 RW 003, Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa setiap hari harus menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah.

Pelaku yang bekerja sebagai penjaga sebuah sekolah dasar tinggal terpisah di mess SD bersama istri dan anaknya.

Sejak Usia 9 Tahun Setiap hari, sejak pukul 04.00 Wita, YYS selalu menelepon dan membangunkan Ir, untuk mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah.

Sebelum Meninggal, Bocah Korban Penganiayaan Bisikkan Sesuatu Pada Ibunya, Minta Orang Ini Ditangkap

Pekerjaan rumah itu mulai dari membersihkan rumah hingga menyiapkan makanan untuk ternak babi. Setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah, MIB kemudian berangkat ke sekolah.

Pulang sekolah, Ir wajib menjaga kios di rumah YYS. Ir pun mengurus diri sendiri mulai dari memasak, mencuci dan membersihkan lahan milik pamannya.

Kerap kali karena ketiadaan beras dan uang makan, Ir terpaksa memungut sisa makanan atau mengharapkan makanan pemberian tetangga.

Dipukul kalau ada yang tak beres

Hampir dua hari sekali, YYS datang mengecek keberadaannya. Saat YYS datang, MIB sering menjadi langganan aksi kekerasan pelaku. 

"Saya selalu dipukul, kalau melihat ada yang tidak beres di rumah," ujar MIB  lirih.

Menurutnya, ada saja pekerjaan dan hal yang tidak beres sehingga menjadi alasan pelaku menganiaya dan memukulinya.

MIBr hanya bisa menangis dan tidak bisa berbuat apa-apa. Sejumlah tetangga yang tinggal dekat rumah mereka, hanya bisa prihatin dan tanpa bisa berbuat apa-apa. 

Puncaknya pada Selasa (10/3/2020), YYS datang ke rumahnya dan menganiaya MIB hanya gara-gara belum memasak nasi.

Polisi Amankan Tiga Remaja Pelaku Penganiayaan

Padahal, MIB terlambat memasak nasi karena harus menyelesaikan pekerjaan di kebun dan memasak makanan untuk ternak babi.

Saat itu, YYS dua kali menampar Ir. Usai menampar, selang beberapa saat kemudian, YYS datang lagi menganiaya MIB.

Korban sering kelaparan YYS bahkan tidak memberi Ir makanan. Untuk mengusir rasa lapar, korban terpaksa hanya bisa minum air.

Aksi kekerasan ini membuat keprihatinan tetangga, sehingga mengadukan ke Bhabinkamtibmas Kelurahan Fatukoa dan dilaporkan ke polisi di Polsek Maulafa.

Polisi kemudian menjemput Ir, dengan sejumlah luka lebam dan bengkak pada wajah dan kepala. Saat polisi memeriksanya, MIB mengakui semua aksi kekerasan yang dilakukan pelaku selama tiga tahun ini.

Kapolsek Maulafa, Kompol Margaritha Sulabesi, mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah pihak, termasuk korban Ir dan pelaku YYS.

"Korban sering sekali dipukul dan dianiaya serta tidak diberikan makan. Padahal, korban lelah mengerjakan seluruh pekerjaan di rumah pelaku," ujar Margaritha.

Buntut Kasus Penganiayaan Terhadap Pacar, Saddil Ramdani Dicoret dari Timnas

Korban kemudian divisum di rumah sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang dan selanjutnya diperiksa penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polsek Maulafa.

"Sejak tiga tahun lalu saat korban masih kelas IV SD atau waktu korban berusia sembilan tahun hingga kelas I SMP dianiaya sang paman dan dipaksa bekerja sejak subuh hingga malam," ungkap Margaritha.

Sebelumnya diberitakan, korban mengaku sejak 2016 lalu, pelaku mengajak dia ke Kota Kupang dan pindah sekolah saat duduk di bangku kelas IV SD.

Awalnya, MIB senang karena mengenyam pendidikan di ibu kota Provinsi NTT. Namun, kegembiraan itu hanya berlangsung sementara. Setiap hari, MIB mendapat perlakuan kasar dari sang paman.

(KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Siswi SMP Jadi Budaknya Paman, Sering Dipukul dan Tak Dikasih Makan dan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ungkap Perbudakan dan Penganiayaan oleh Pamannya, Siswi SMP Menangis di Hadapan Polisi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved