Virus Corona
Lahir di Wuhan, Menyebar ke 150 Negara, Benarkah Virus Corona Pandemi Alami? Ini Penjelasannya
Virus corona awal mulanya lahir di kota Wuhan, China pada tahun 2019, setelah itu menyebabkan epidemi Covid-19 skala besar
Di mana domain pengikat reseptor (RBD), sejenis pengait yang menempel pada inang dan situs pembelahan, pembuka molekul yang memungkinkan virus untuk membuka celah kemudian memasuki sel inang.
Bukti evolusi alami virus SARS-CoV-2
Para ilmuwan menemukan bagian RBD dari spike protein SARS-CoV-2 telah berevolusi agar secara efektif menargetkan fitur molekuler di bagian luar sel manusia yang disebut ACE2, sebuah reseptor yang berperan penting dalam pengaturan tekanan darah.
Spike protein SARS-CoV-2 sangat efektif dalam mengikat sel-sel manusia, bahkan para ilmuwan menyimpulkan itu adalah hasil seleksi alam dan bukan produk rekayasa genetika.
Ilustrasi virus corona. Hasil studi yang dikeluarkan penelitian yang didanai AS menerbitkan kesimpulan dari studinya pada Selasa (17/03/2020). (Dok. Shutterstock)
Bukti evolusi alami ini didukung oleh data penting dari SARS-CoV-2, yakni struktur molekul keseluruhan. Jika, seseorang berusaha merekayasa virus corona baru sebagai patogen, maka mereka akan membuat dari backbone virus yang dikethui menyebabkan penyakit.
Akan tetapi, para ilmuwan menemukan backbone dari SARS-CoV-2 berbeda secara substansial dengan yang ada pada virus corona saat ini dan kebanyakan menyerupai virus yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.
"Kedua fitur virus ini, bermutasi pada RBD dari spike protein dan backbone virus yang berbeda. Hal ini mengesampingkan rekayasa laboratorium sebagai potensi asal SARS-CoV-2," jelas Andersen.
Josie Golding, PhD, yang memimpin epidemi di Wellcome Trust yang berbasis di Inggris mengatakan temuan Andersen dan tim penelitinya, sangat penting untuk memberi pandangan berbasis bukti untuk menyangkal rumor tentang asal-usul virus yang menyebabkan Covid-19.
"Mereka menyimpulkan virus adalah produk evolusi alami. Ini mengakhiri spekulasi tentang rekayasa genetika yang disengaja," sambung Golding.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Rekayasa Genetika, Ini Bukti Virus Corona dari Epidemi Alami",
