Physical Distancing Bisa Berlangsung Lebih Setahun, Masyarakat Harus Tahu dan Waspada, Ini Jelasnya
World Health Organization (WHO) telah mulai menggunakan istilah physical distancing atau jarak fisik sebagai cara untuk menghindari penyebaran virus
Virus Corona sendiri merupakan virus yang belum pernah dialami oleh manusia.
Sayangnya, sejumlah ahli kesehatan dunia yakin bahwa vaksin Covid-19 baru tersedia pada 2021.
Obat Covid-19 sendiri belum ditemukan, dan masih menggunakan obat dari penyakit virus lain seperti malaria (klorokuin) atau ebola (remdesivir).
• Peneliti Amerika Sebut Mata Merah Pertanda Gejala Corona, Bisa jadi Sumber Infeksi Covid-19
"Saya pikir ide bahwa jika kita menutup sekolah dan menutup restoran selama beberapa minggu, kita menyelesaikan masalah (virus corona) dan kembali ke kehidupan normal, tapi bukan itu yang akan terjadi," kata Kucharski.
"Pesan utama yang tidak sampai ke banyak orang adalah berapa lama kita akan melakukan (physical distancing) ini."
Kucharski menjelaskan, alasan kita melakukan physical distancing adalah untuk mencegah jumlah penularan virus corona yang lebih meluas.
"Jika tidak melakukannya dengan sabar hingga tuntas, kita bisa memulai wabah baru kembali dan mengancam kesehatan masyarakat yang rentan seperti orangtua dan mereka yang punya riwayat sakit kronis."
Pemerintah juga diperingatkan agar tidak mengandalkan apa yang disebut herd immunity atau kekebalan kelompok.
Herd immunity adalah keadaan ketika sejumlah anggota kelompok tersebut (biasanya dalam persentase yang tinggi) memiliki imun dari sebuah penyakit, sehingga kemungkinan penyebaran virus dari orang ke orang dalam komunitas tersebut menjadi hampir tidak ada.
Meski demikian, herd immunity bisa jadi bukan jawaban atas pandemi virus corona.
Saat ini, belum diketahui secara jelas apakah setelah periode berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seseorang dapat kehilangan kekebalannya dan terinfeksi virus kembali.
Herd immunity juga memerlukan 'ongkos' jutaan orang untuk terinfeksi, atau mungkin meninggal.
Adapun beberapa negara melaporkan bahwa kasus baru infeksi virus corona telah menurun karena physical distancing.
China, misalnya, yang menerapkan lockdown sejak bulan Januari menyebut bahwa kasus penularan lokal mereka telah turun jadi 0 kasus pada Maret lalu.
Tetapi, penurunan kasus bukan berarti wabah sudah selesai.