Waspada Ribuan Tikus Lapar Bertindak Lebih Agresif di Masa Pandemi Covid-19
Tikus-tikus di seluruh sudut kota kini kelaparan karena banyak bisnis yang ditutup akibat pandemi Covid-19.
Dalam jangka pendek, tikus akan mengurangi populasi mereka dan pengembangbiakan cenderung tertahan.
Parsons menyebut ini sebagai "skenario kasus terbaik".
Namun, kondisi itu juga bisa saja mengarah pada jenis tikus baru yang lebih kuat, sebagai hasil dari pengembangbiakan jangka panjang.
Dia menambahkan, tikus berkembang biak dengan cepat, yakni dengan masa kehamilan 23 hari.
Tikus yang lebih cerdas dan lebih agresif juga dapat menghasilkan kelompok tikus yang lebih tangguh dalam mencari makanan.
"Tikus-tikus yang bertahan mungkin akan lebih bisa mengambil risiko, agresif, dan adaptif," kata Parsons.
• Nagita MInta Sule Awasi Suaminya, Raffi Ahmad Mendadak Protes: Aku Jadi Gak Bisa Berkutik!
Di samping itu, meskipun sementara tidak ada laporan kasus tikusyang tertular Covid-19, tikus dapat menyebarkan penyakit lain.
Sebutlah infeksi bakteri dan parasit serta hantavirus ke populasi baru manusia dan hewan.
Salah satu skenario terburuk adalah tikus-tikus yang terinfeksi penyakit akan membawa penyakit tersebut ke dalam populasi barunya.
Parsons mendesak orang-orang untuk meningkatkan langkah-langkah pengendalian hewan pengerat di rumah dan/atau kantor.
Hal itu dipandang penting untuk mencegah kemunculan tikus-tikus yang lebih agresif.
"Pesan penting dari sudut pandang saya adalah agar orang tidak membukakan pintu untuk penyakit lain," kata Parsons.
"Jika tikus terinfeksi virus, tikus itu mungkin bermutasi di dalamtikus dan menjadi patogen yang lebih ganas."
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hati-hati, Tikus Bisa Lebih Agresif di Masa Pandemi Covid-19" dan juga telah tayang di TRIBUNBATAM.id dengan judul Kafe dan Restoran Tutup saat Pandemi Corona, Waspada Ribuan Tikus Lapar yang Bertindak Lebih Agresif