WHO Ungkap Fakta Pandemi Corona di Dunia Makin Buruk, di Indonesia Tembus Rekor Baru
Total pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia telah mencapai 3.417 (4,8 persen) dari total orang terkonfirmasi positif Covid-19.
WHO Ungkap Fakta Pandemi Corona di Dunia Makin Buruk, di Indonesia Terjadi Rekor Kasus Baru Covid-19
POSBELITUNG.CO -- Pandemi Virus Corona di dunia semakin memburuk.
Sampai Jumat (10/7/2020) siang ini, jumlah pasien Virus Corona di dunia yang meninggal dunia mencapai 557.543 orang.
Berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus Virus Corona di dunia hari ini tercatat 12.396.796 kasus.
Jumlah kasus Virus Corona di Indonesia sampai siang ini mencapai 70.736 kasus.
Dalam 24 jam terakhir, penambahan jumlah kasus mencapai rekor baru, yakni 2.657 kasus.
Total pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Indonesia telah mencapai 3.417 (4,8 persen) dari total orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Dailymail.co.uk melaporkan, meski jumlah kasus telah lebih dari 12 juta, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan pandemi Coronavirus masih belum mencapai puncaknya.
Hal ini terjadi setelah sejumlah negara membuka penguncian (lockdown) untuk mempermudah perjalanan internasional.

WHO: Virus Corona Tak Terkendali
Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengatakan Virus Coronba itu tidak terkendali 'di sebagian besar dunia' dan 'semakin buruk'.
Dia mengungkapkan jumlah kasus Coronavirus di seluruh dunia telah dua kali lipat dalam enam minggu terakhir, dengan hampir 12 juta infeksi yang dikonfirmasi sejak pandemi pertama kali dimulai di Wuhan China pada Desember 2019.
Pandemi - yang telah menyebabkan 550.000 orang meninggal di seluruh dunia - didorong oleh wabah di Amerika Serikat, Brasil, dan India.
Sementara itu, Pemerintah Inggris telah menerbitkan daftar 76 negara dan wilayah tempat orang yang datang ke Inggris dan tidak perlu lagi mengasingkan diri selama 14 hari.
Berbicara di depan negara anggota yang memberikan pengarahan tentang evaluasi pandemi Covid-19, Dr. Tedros mengatakan: "Virus ini telah meningkatkan sistem kesehatan di beberapa negara terkaya di dunia."