Anggota DPRD Kabupaten Belitung Bereaksi Atas Postingan Menyinggung Mualaf dan Pejabat

Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Belitung ikut bereaksi terhadap postingan akun facebook berinisial RS

Penulis: Dede Suhendar |
Istimewa
Facebook 

POSBELITUNG.CO -- Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Belitung ikut bereaksi terhadap postingan akun facebook berinisial RS yang diduga menyasar salah satu rekan mereka.

Dalam status yang diunggah Sabtu (8/8/2020) itu menuliskan kalimat ngaku mualaf hanya untuk jabatan...? CCTV dirumahku terekam tanggal anda menyantap kaki b*bi !!! Kita share okey??.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Belitung Hendra Pramono sangat menyangkan seorang oknum pimpinan parpol membuat status seperti itu.

"Sebagai orang politik, RS ini tentunya banyak pengikut dan jadi panutan, seharusnya perkataan itu tidak seenak-enaknya dilontarkan. Sehingga ini membuat kegadugan, ketidaknyamanan bagi seorang mualaf dan muslim," ujarnya kepada posbelitung.co, Selasa (25/8/2020).

Ia berpandangan pada status tersebut tertulis mualaf dan pejabat sehingga dinilai menjurus kepada rekannya Fendi Haryono yang juga anggota DPRD Kabupaten Belitung.

Terlebih yang menulis status tersebut merupakan pimpinan parpol yang juga menjurus ke arah politik.

Hal senada juga disampaikan oleh anggota DPRD Kabupaten Belitung Komisi II Suherman.

Menurutnya postingan tersebut sudah menyinggung keyakinan seseorang dan berbau SARA.

Dirinya menyangkan karena selama ini kondisi Belitung yang selalu aman dan kondusif berpotensi terjadinya perpecahan.

"Kami sangat menyangkan akun RS ini membuat status seperti itu. Karena ini sudah masuk ranah hukum, kami minta penegak hukum mengungkap motif di balik status itu," kata politisi partai Gerindra itu.

Reaksi juga disuarakan oleh anggota DPRD Kabupaten Belitung Amirudin Supran berharap aparat menuntaskan persoalan tersebut jika memenuhi unsur pelanggaran hukum.

Menurutnya permasalahan ini harus menjadi pembelajaran agar tidak kembali terulang untuk kedua kalinya.

"Harus jadi pembelajaran jangan agar tidak sembarangan menulis, apalagi masalah SAR yang akan menimbulkan perpecahan diantara kita," kata politisi dari Partai Persatuan Pembangunan itu.

Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Belitung Sudiyanto menambahkan bahwa persoalan tersebut telah dibicarakan secara internal di kepengurusan DPC PKS Kabupaten Belitung.

Ia mengatakan dalam ajaran Islam, seharusnya para mualaf mendapat perlakuan khusus bukan justru seperti yang ditulis dalam postingan tersebut.

"Ini terus kami pantau karena ini menyangkut agama. Karena bicara agama ini apalagi Islam yang rahmatan lil alamin dimana yang salah bisa diperbaiki untuk menjadi lebih baik," katanya.

Terakhir, anggota Komisi III DPRD Kabupaten Belitung Syukri Gumay menambahkan setiap masyarakat harus menjunjung tinggi Kebhinekaan dan norma-norma agama.

Menurutnya di sisi lain, masyarakat memang berhak menilai wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD tetapi bisa diselesaikan dengan duduk bersama bukan diposting di media sosial.

"Saya sangat menyangkan sekali, sangat kecewa sekali. Dengan adanya persoalan ini harus dituntaskan, harus diusut, ada apa sebenarnya," kata politisi dari partai Demokrat itu.

Laporkan Akun RS Ke Polda Babel

Fendi Haryono selaku anggota DPRD Kabupaten Belitung melalui kuasa hukumnya RJ Anis dan rekan telah melaporkan akun facebook RH atas dugaan indikasi pencemaran nama baik ke Mapolda Kepulauan Babel pada Senin (10/8/2020) lalu.

Ia menjelaskan kenapa asumsi postingan tersebut menjurus kepadanya dikarenakan adanya kata mualaf dan jabatan.

"Boleh dicek dari 25 orang anggota DPRD Kabupaten Belitung hanya saya sendiri yang mualaf. Saya sendiri masuk Islam tahun 2016 yang dimualafkan oleh Said Aqiel Siradj Ketua PBNU," katanya.

Menurutnya pasca munculnya postingan tersebut, tidak ada upaya mediasi dari pihak RS.

Akhirnya setelah berdiskusi dengan kuasa hukum beserta alim ulama, Fendi melaporkan kasus tersebut ke Mapolda Kepulauan Babel untuk mencari keadilan.

"Saya sangat tersinggung karena ini menyangkut akidah dan hanya saya sendiri yang mengerti proses saya menjadi mualaf itu tidak gampang. Makanya kalau terkait akidah saya harus mencari keadilan," kata Fendi. (posbelitung.co/dede s)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved