Ruth dan Suaminya Joshua Hilmy Hilang Misterius di Malaysia, Benarkah Dihilangkan Paksa?

Penyelidikan kasus menghilangnya warga Indonesia bernama Ruth Sitepu kembali digulirkan Suhakam, komisi hak asasi manusia Malaysia.

(BBC Indonesia)
Ruth Sitepu, warga Indonesia asal Sumatra Utara, hilang di Malaysia sejak November 2016 

"Kami, termasuk anggota keluarga yang Kristen, sering nasehati dia. Jangan ajak-ajak orang. Kalau memang sudah nyaman dengan agamamu, jalani saja," kata Elisabeth.

"Jangan terlalu mencolok mengajak orang, bagaimana kalau ada orang yang tidak suka?" ujarnya mengulang sejumlah anjuran yang diarahkan kepada Ruth.

Sebelum Ruth hilang, Elisabeth mengaku pernah mendengar desas-desus tentang kelompok yang gusar pada aktivitas kakaknya dan Joshua.

Namun Ruth tak pernah tampak gelisah atau cemas saat bertemu maupun bertukar kabar lewat telepon dengan Elisabeth.

"Dia tidak pernah mengeluh. Ceritanya senang-senang. Dia tawari kami pergi ke sana. Nanti pulang kami yang ongkosi, kata dia. Dia tidak pernah cerita kesedihan atau ketakutannya," ucap Elisabeth.

November 2016, kekhawatiran Elisabeth terhadap Ruth memuncak. Seorang keponakan yang tinggal di Malaysia mengabarkan tak bisa lagi berkontak dengan Ruth.

Rumah Ruth dan Joshua di Petaling Jaya, Selangor, pun tutup.

Kini 45 bulan telah berlalu sejak Elisabeth pertama kali mendengar Ruth hilang. Selama periode itu dia telah mengadu ke kepolisian, bersaksi di Suhakam, dan meminta pertolongan Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Namun keberadaan Ruth tetap belum terang.

"Bagaimanapun kondisi Kak Ruth sekarang, seandainya dia sudah tidak ada, yang penting kami tahu kejelasannya," kata Elisabeth.

"Kalaupun kakak saya salah, tolong maafkan dan kembalikan ke keluarganya karena dia masih punya keluarga.

"Kami sangat rindu dengannya. Jangan dihilangkan seperti ini. Dia manusia, dia punya hak untuk hidup," ujar Elisabeth.

Benarkah Ruth dihilangkan paksa?

Suhakam belum membuat kesimpulan soal kasus Ruth. Karena penyelidikan masih berlangsung, Suhakam menolak membeberkan kesaksian yang mereka terima.

Dalam pernyataan tertulis, mereka menyebut telah menggali keterangan dari delapan saksi. Penyelidikan dijadwalkan akan berakhir 14 Oktober mendatang.

Sumber: BBC Indonesia
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved