Kisah Menarik Hadirnya Es Batu di Indonesia, Sempat Buat Heboh hingga Jadi Sajian Mewah
Tahukah anda, bagaimana sejarah es batu di Indonesia? Ternyata, ada sejumlah kisah menarik di baliknya.
Kedatangan es saat itu juga dianggap sebagai peluang bagi para pelaku bisnis.
Sejumlah restoran mulai menyediakan sajian minuman air es.
Selain itu, sebuah perusahaan, Djakarta Firms Voute en Gherin, juga memanfaatkan "histeria" masyarakat terhadap es batu dengan menjual selimut wol yang bisa dipergunakan untuk menyimpan es.
Kisah lainnya, saat seorang pengusaha, David Gilet, menyatakan sanggup menyediakan air es untuk berbagai pesta dengan biaya 15 gulden.
Dan, untuk pertama kalinya, air es juga disajikan saat malam Natal pada 1846 di Hotel Des Indes (berubah nama menjadi Hotel Duta Indonesia, dan akhirnya dihancurkan kini menjadi Duta Merlin, Jakarta Pusat).
Obat sariawan
Dalam perkembangannya, es batu diketahui bisa menjadi obat sariawan.
Pemerintah Hindia Belanda saat itu bahkan memberikan bonus sebesar 6.000 gulden untuk mereka yang sanggup mengirimkan es batu ke rumah sakit di Batavia.
Es ini akan digunakan untuk mengobati tentara Belanda yang terkena sariawan.
Sementara, untuk di Semarang dan Surabaya,
Pemerintah Hindia Belanda menyediakan bonus sebesar 7.300 gulden.
Impor es dari Amerika ini berlangsung hingga 1870 karena saat itu sudah berdiri pabrik es di Batavia.
Pabrik ini berdiri setelah prosedur pembuatan amoniak ditemukan di Eropa. Teknologi ini diimpor pada 1880.
Kehadiran teknologi ini turut mengubah cara penyimpanan bahan makanan cadangan yang ketika itu belum menggunakan pendingin sejenis ini.
Pabrik es batu bermunculan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/ess-batu1.jpg)