Awalnya Iseng, Rudi Siswa IPS SMAN 1 Gantung Ciptakan Kompor dari Air, Menang Kompetisi Dunia
Ia bersama teman sekelasnya Gilang Ramadhan berhasil meraih medali perunggu dalam menciptakan energi terbarukan berupa kompor berbahan bakar air
Penulis: Bryan Bimantoro |
POSBELITUNG.CO, BELITUNG TIMUR - "Alhamdulillaah," kata Rudi Salam, siswa SMA Negeri 1 Gantung yang meraih prestasi dalam Kompetisi Internasional Science and Invention Fair (ISIF) tahun 2020 kategori Physics, Energy, and Engineering tingkat SMA.
Ia bersama teman sekelasnya Gilang Ramadhan berhasil meraih medali perunggu dalam menciptakan energi terbarukan berupa kompor berbahan bakar air. Ia bersaing dengan ratusan peserta dari seluruh dunia.
Dalam ceritanya kepada posbelitung.co, Senin (16/11/2020), Rudi mengaku awalnya ia dan temannya iseng saat menciptakan kompor berbahan bakar air ini. Ia mengaku sering membuat prototype-prototype serupa, seperti alat pendeteksi dini banjir dan pengukuran Ph tanah.
"Jadi kami memecah molekul air jadi sumber gas, gas itu yang diubah ke api. Untuk airnya sendiri memakai campuran air dan garam buat senyawa NHCl. NHCl ini dialiri listrik. Di situlah pemecahan molekul terjadi dan mengubah gas menjadi api. Pengumumannya semalam," cerita Rudi yang berhobi menggambar ini.
Rudi menceritakan berhasil membuat kompor air ini perlu waktu sebulan dalam produksinya dan percobaan sebanyak tujuh kali.
Bahkan ia mengaku pernah meledak saat melakukan percobaan. Ia mengatakan dalam memproduksi satu unit kompor air ini menghabiskan biaya Rp 600 ribu.
Namun siapa sangka, Rudi adalah siswa IPS di sekolahnya. Ia mengatakan ingin mendobrak kebiasaan berpikir orang-orang bahwa anak IPS juga bisa berkarya dengan dasar ilmu IPA. Ia mengatakan memang punya hobi membuat model teknologi seperti ini.
"Senang aja gitu belajar soal biologi, fisika, dan ini mengenai kimia," kata Rudi yang lahir di Gantung, 3 April 2003.
Ia mengucapkan terima kasih kepada sekolahnya yang sudah mendukung penuh karya teknologi ini. Ia berharap apa yang sudah ia ciptakan bisa dikembangkan dan berguna bagi masyarakat luas.
"Kami harap dapat bantuan dari pemerintah agar teknologi terbarukan ini bisa diproduksi luas dimanfaatkan masyarakat," harap Rudi.
Sementara itu, Wakil Kepala bidang Kurikulum SMAN 1 Gantung Harris Diyanto mengatakan pihak sekolah sangat mengapresiasi inovasi dua siswanya ini sehingga mampu menjuarai ajang internasional seperti ISIF.
Menurutnya tidak mudah mengikuti ajang ini karena selain produk inovasinya harus menarik, peserta juga dituntut untuk presentasi dengan bahasa Inggris. Harapannya ini menjadi pintu gerbang bagi prestasi-prestasi lain ke depannya.
Ia mengharapkan ISIF atau ajang serupa lainnya dapat menjadi wadah bagi para pemuda inovator dalam menunjukkan dan mengembangkan produk inovasi hasil temuannya.
"Melalui ajang serupa ini pula diharapkan dapat memicu semangat remaja dan pemuda dalam berinovasi dengan sains dan teknologi tanpa meninggalkan budaya bangsanya," ujar Harris.
ISIF sendiri merupakan perpaduan antara kompetisi dan pameran di bidang Sains dan Invensi tingkat internasional yang diikuti oleh pelajar SD sampai mahasiswa.
