Ahli Jepang Ungkap Asal Usul Varian Baru Virus Corona, Kekuatannya 2 Kali Lipat Paling Menular
Mengerikannya kapasitas penularannya hampir dua kali lipat virus corona, tepatnya 1,7 kali lebih kuat dari corona biasa
POSBELITUNG.CO, TOKYO - Negara-negara di dunia hingga saat ini belum tuntas menangani virus corona atau covid-19.
Bahaya baru pun mengancam. Yakni varian baru virus corona.
Virus corona atau covid-19 sudah membuat seluruh negara di dunia kelabakan.
Kemunculan varian baru virus corona ini ternyata jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan virus corona biasa.
Varian baru virus corona ini pertamakali ditemukan di Denmark. Dan penyebaran virus ini terjadi di negara Inggris.
Virus ini juga disebutkan sebagai spesialis paling menular Jepang.
Mengerikannya kapasitas penularannya hampir dua kali lipat virus corona, tepatnya 1,7 kali lebih kuat dari corona biasa.
"Corona yang masuk ke tubuh manusia dan terinfeksi ke orang lain dan seterusnya, mengalami peng-kopi-an yang terjadi kesalahan (error) sehingga muncullah varian baru tersebut," papar Profesor Ken Osaka (56), peneliti di Universitas Harvard dan peneliti senior Institut Penyakit Menular Nasional Universitas Tokyo, Kamis ini (24/12/2020)
BACA JUGA:
--> Varian Baru Virus Corona Lebih Mengerikan, 40 Negara di Dunia Blokir Inggris, Perdagangan Dihentikan
--> Perlukah Eks Penderita Covid-19 Disuntik Vaksin? Ini Penjelasan Lengkap Ahli
Peneliti Senior Biro Kesehatan dan Kesejahteraan, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan pemerintah Jepang mengatakan, varian baru Corona yang muncul itu jauh lebih berbahaya perkembangan kalau sampai tersebar luas.
"Karena jauh lebih kuat dan lebih cepat berkembang ketimbang Corona saat ini dan apabila menyebar luas varian baru itu sangat bahaya karena cepat menyebar dan lebih kuat.
Di dalam RNA terdapat 29 tempat yang berputar berubah.
Biasanya dalam satu tahun barulah terjadi perubahan namun varian baru ini belum satu tahun terjadi sudah terjadi perubahan," kata pria kelahiran Nagano, lulusan fakultas kedokteran universitas Tohoku.
"Dengan kata lain, apabila vaksin tidak segera di suntikkan, maka akan muncul bahaya yang lebih besar lagi karena varian baru ini sudah muncul belum sampai 1 tahun perkembangan corona saat ini," paparnya.
Asam ribonukleat (ARN, adalah molekul polimer yang terlibat dalam berbagai peran biologis dalam mengkode, dekode, regulasi, dan ekspresi gen.
BACA JUGA:
--> Negara di Eropa Ketakutan, Varian Baru Virus Corona Muncul, Apapun dari Inggris Dilarang Masuk
--> Setelah Arab, Israel Jadikan Indonesia Target Utama, Ngotot Hubungan Diplomatik Demi Rencana Ini
RNA dan DNA adalah asam nukleat, dan, bersama dengan protein dan karbohidrat, merupakan empat makromolekul utama yang penting untuk semua bentuk kehidupan yang diketahui.
Seperti DNA, RNA dirakit sebagai rantai nukleotida, tetapi tidak seperti DNA, RNA lebih sering ditemukan di alam sebagai untai tunggal yang melipat ke dirinya sendiri, daripada untai ganda berpasangan.
Organisme seluler menggunakan RNA duta atau messenger RNA, atau mRNA untuk menyampaikan informasi genetik menggunakan huruf G, U, A, dan C untuk menunjukkan basa nitrogen guanin, urasil, adenin, dan sitosin (bahasa Inggris: cytosine) yang mengarahkan sintesis protein spesifik.
Banyak virus mengkodekan informasi genetik mereka menggunakan genom RNA.
Beberapa molekul RNA berperan aktif dalam sel dengan mengkatalis reaksi biologis, mengendalikan ekspresi gen, atau merasakan dan mengkomunikasikan tanggapan terhadap sinyal seluler.
Salah satu dari proses aktif ini adalah sintesis protein, fungsi yang universal di mana molekul mRNA mengarahkan perakitan protein pada ribosom.
Proses ini menggunakan molekul RNA transfer atau transfer RNA, atau tRNA untuk memberikan asam amino ke ribosom, di mana RNA ribosomal atau ribosomal RNA, atau rRNA yang kemudian menghubungkan asam amino bersama-sama untuk membentuk protein.
"Dalam RNA tersebut ada 29 tempat yang berputar dan biasanya terjadi perubahan karena adanya virus setelah satu tahun.
Sedangkan varian virus yang baru ini belum satu tahun sudah mengubah RNA tersebut," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profesor Ken Osaka Sebut Varian Baru Berkembang 1,7 Kali Lebih Cepat daripada Corona,