Mengenal Sejarah Croissant, Kue Berbentuk Menyerupai Bulan Sabit yang Identik dengan Prancis
Teksturnya yang renyah membuat croissant cocok menjadi pendamping teh atau kopi hangat.
Banyak masyarakat Prancis yang mengkreasikan adonan membuat croissant sendiri.
Dalam beberapa dekade, croissant sudah menjadi makanan pokok masyarakat Prancis di pagi hari.
Croissant terus menggemparkan dunia, sebuah perusahaan roti bernama Sara Lee memperkenalkan adonan beku siap pakai croissant ke Amerika.
Di Negeri Paman Sam, ada banyak kreasi croissant yang dipadukan dengan adonan roti lainnya.
Misalnya saja, di Manhattan’s Dominique Ansel Bakery membuat kreasi cronuts atau croissant donut, donat yang dibuat dengan adonan croissant.
Sementara di City Bakery, mereka membuat croissant pretzel yang membuat banyak masyarakat rela mengantre untuk mencicipinya.
Saat pabrik roti yang mulai menjual croissant mulai menjamur, banyak toko roti dan kue tradisional yang mencoba melawan tren croissant yang dibuat menggunakan mesin.
Banyak toko roti dan kue yang menawarkan croissant atau kue lainnya yang dibuat dengan tangan atau rumahan.
Biasanya disebut dengan “fait maison” untuk membedakan croissant buatan pabrik dengan buatan tangan.
Dalam catatan sejarah lain yang dilansir dari Huffpost, croissant sudah ada sejak abad ke-17 di Austria dan diperkenalkan ke Prancis sekitar abad ke-18.
Orang Perancis menyebut croissant dan pastry yang dipanggang dan dibuat dari puff pastry, lalu dimakan di pagi hari dengan sebutan “viennoiserie” yang berarti sesuatu dari Wina. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Sejarah Croissant, Benarkah dari Perancis?