JAMES Pria Pemburu Tikus Rumah dan Kecoak, Tak Banyak Orang Iri dengan Pekerjaannya!

Hari-hari biasa saya dimulai dengan masalah tikus sederhana di rumah seseorang atau kutu busuk merayap di seluruh tempat tidur atau tubuh seseorang

Pixabay
Ilustrasi 

Seorang pengacara sekuritas perusahaan yang diangkat dalam buku tersebut menggambarkan pekerjaannya seperti "berurusan dengan iblis" untuk mempertahankan standar hidupnya, dan menambahkan: "Sulit untuk lepas".

John Bowe menambahkan: "Sulit untuk merasa seperti Anda melakukan sesuatu dan memecahkan masalah dunia jika pekerjaan Anda hanya mendorong jargon perusahaan sepanjang hari."

Uang itu penting

Jadi, berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk menjadi bahagia?

Sebuah studi oleh ekonom pemenang Hadiah Nobel Angus Deaton dan Daniel Kahneman menunjukkan bahwa angka ajaib itu bisa jadi $ 75.000 (Rp 1miliar).

Meskipun penghasilan lebih banyak meningkatkan kepuasan hidup karena Anda mampu membeli lebih banyak barang, itu tidak meningkatkan "kesejahteraan emosional".

Lebih banyak uang hanya membuat orang lebih bahagia dalam jangka pendek, kata Prof Laurie Santos

Prof Laurie Santos dari Universitas Yale mengatakan semakin banyak orang berpenghasilan, semakin banyak yang mereka inginkan.

"Di satu sisi, mendapatkan lebih banyak uang memang membuat kita lebih bahagia, tapi tidak untuk waktu yang lama. Ini resep kesengsaraan karena setiap kali Anda menaiki langkah gaji baru, tujuan gaji Anda semakin menjauh, bukan semakin dekat."

Gerakan kecil, perbedaan besar

Mark Simmonds, 58, dari Buckinghamshire di tenggara Inggris, mengatakan stres dan kecemasan saat memulai bisnis konsultasi 20 tahun lalu memicu gangguan sarafnya.

"Saya tidak siap secara emosional untuk menghadapi perubahan dari bekerja untuk orang lain untuk menjalankan bisnis saya sendiri," katanya.

"Suatu hari, saya sedang melihat komputer saya dan tiba-tiba saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan saya seperti membeku."

Mark Simmonds mengatakan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian introvertnya mengurangi stresnya secara signifikan

Pengalaman itu membuat Mark mengevaluasi kembali kariernya.

Sumber: Intisari
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved