Berita Belitung
Bantah Informasi Keliru Alat PCR Terpasang tapi Tidak Dimanfaatkan, Ini Penjelasan dr Hendra
Direktur RSUD Marsidi Judono dr Hendra SpAn membantah kabar dari media sosial terkait perangkat PCR sudah terpasang semenjak Oktober 2020
Penulis: Dede Suhendar |
POSBELITUNG.CO,BELITUNG -- Direktur RSUD Marsidi Judono dr Hendra SpAn membantah kabar dari media sosial terkait perangkat PCR sudah terpasang semenjak Oktober 2020 tidak dimanfaatkan.
Menurutnya tes cepat molekuler (TCM) PCR sudah dioperasikan semenjak tanggal 22 Mei 2020 lalu untuk memeriksa sampel swab empat orang berstatus ODP pada waktu itu.
Bahkan berdasarkan data pemeriksaan TCM RSUD, semenjak tanggal 22 Mei 2020 sampai awal Agustus 2021 telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 1.070 sampel dengan rincian 840 pcs catridge merupakan bantuan Kemenkes tahun 2020 dan 230 dibeli menggunakan dana BLUD pada tahun 2021.
Baca juga: Tabrak Truk Berhenti di Jalan Jenderal Sudirman Manggar, Korban Tewas Mengenaskan di Bawah Truk
Baca juga: Keluarga Korban Tidak Puas Terdakwa Laka Lantas Dituntut Tiga Tahun Enam Bulan Penjara
Manajemen RSUD juga sudah kembali memesan catridge sejak 5 Juli 2021 sebanyak 300 pcs namun sampai saat ini tak kunjung datang.
"Informasi itu keliru menyebutkan bulan Oktober 2020. Padahal Mei 2020 kami sudah operasionalkan tepatnya tanggal 22 Mei," ungkap Hendra kepada Posbelitung.co , Kamis (19/8/2021).
Sedangkan untuk peralatan Realtime (RT) PCR konvensional sedang dalam pengerjaan karena pengadaannya dilakukan pada pertengahan Juli 2021.
Selain itu, pihaknya sedang mengejar pengerjaan renovasi dua ruangan laboratorium standar kapasitas besar dan peralatan pendukung segera diinstal.
Oleh sebab itu, RSUD masih menggunakan TCM terbatas untuk pasien yang dirawat dalam kondisi berat dan belum dibuka untuk keperluan masyarakat umum terutama perjalanan keluar daerah.
"Kami mohon doa dari masyarakat semoga akhir Agustus 2021 ini RT-PCR konvensional sudah bisa kita operasionalkan dan Insyaallah bisa digunakan pemeriksaan mandiri untuk kepentingan persyaratan penerbangan," harap Hendra.
Baca juga: Varian Delta Tertinggi di 10 Provinsi Ini, Kemampuan Penularan Tinggi Kemenkes Minta Waspada
Baca juga: Kisah AKBP Jojo Sutarjo, Senang Dekat Istri dan Bakal Kangen Gangan Ketarap
Ia menjelaskan secara teknis terdapat perbedaan antara pemeriksaan TCM dan RT-PCR konvensional meskipun pada prinsipnya sama.
Menurutnya, TCM sama-sama memeriksa virua dengan kapasitas alat yang lebih kecil satu kali running hanya mampu empat empat catridge dalam waktu tiga sampai empat jam.
Sedangkan RT-PCR konvensional kapasitas pemeriksaannya lebih rumit dan teliti karena semua bagian virus dideteksi.
Bahkan kemampuan satu kali running mencapai 90 sample dalam waktu dua sampai jam, sehingga dalam satu hari kerja mampu dimaksimalkan untuk pemeriksaan 500 sampai 600 sampel.
"Jadi beda antara pemeriksaan TCM dan RT-PCR konvensional," jelas Hendra. (Posbelitung.co/Dede Suhendar)