Virus Corona
Berani Klaim Hidup dengan Covid-19, Singapura Pusing Kasus Melonjak, Kini Mau Contek PPKM Indonesia
Hampir semua warga Singapura sudah divaksin, awal Agustus umumkan hidup bersama dengan Covid-19, kini kelabakan kasus naik lebih dari 2 kali lipat
Pekan lalu, pejabat Singapura mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengubah strategi anti-epidemi.
Tetapi tidak sepenuhnya mencabut peraturan pencegahan epidemi.
Jumlah infeksi komunitas baru di Singapura meningkat lebih dari 1.200 dalam seminggu terakhir hingga 5 September, lebih dari dua kali lipat dari 600 minggu sebelumnya.
Wong tidak menutup kemungkinan bahwa Singapura akan memperketat peraturan pencegahan epidemi jika jumlah kasus parah yang memerlukan pengobatan meningkat.
"Mari kita kurangi interaksi sosial yang tidak perlu," kata Wong.
"Orang-orang bebas pergi makan malam. Tetapi harus mengurangi selama periode ini. Setiap usaha, bahkan yang terkecil, sangat berharga," katanya.
Baca juga: Penumpang Pesawat Tak Perlu Dokumen Tes Antigen dan PCR, Hanya Wajib Unduh Aplikasi PeduliLindungi
Dengan kata lain, mau tidak mau Singapura akan kembali menerapkan prokes ketat, seperti PPKM yang dilakukan di Indonesia.
Sejak awal Agustus, Singapura sudah mulai "hidup dengan Covid-19", bergerak menuju kehidupan normal baru dengan epidemi.
Orang yang divaksinasi lengkap di Singapura diizinkan untuk makan di restoran dalam kelompok hingga 5 orang.
Keluarga diperbolehkan untuk menyambut 5 tamu di rumah.
Mulai 19 Agustus, Singapura mengizinkan kantor dibuka kembali dengan kapasitas maksimum 50%.
Pertunjukan langsung, acara olahraga, bioskop, dan pameran diperbolehkan hingga 1.000 peserta yang divaksinasi.
Baca juga: Aturan Baru Syarat Perjalanan PPKM Jawa-Bali, Hasil Antigen Negatif tak Berlaku di Wilayah Ini
Bagi yang belum divaksin tapi sudah dinyatakan negatif , hanya boleh berkumpul 50 orang di satu lokasi.
Artikel ini telah ditayangkan oleh Intisari.Grid.Id dengan judul: Baru Sebulan Mencoba Hidup Dengan Covid-19, Singapura Malah Mengaku Keteteran Karena Kondisi ini, Pejabatnya Panik Begitu Tau Statistik Mengkhawatirkan Ini