Virus Corona
Berani Klaim Hidup dengan Covid-19, Singapura Pusing Kasus Melonjak, Kini Mau Contek PPKM Indonesia
Hampir semua warga Singapura sudah divaksin, awal Agustus umumkan hidup bersama dengan Covid-19, kini kelabakan kasus naik lebih dari 2 kali lipat
POSBELITUNG.CO -- Sempat mendeklarasikan mau hidup berdampingan dengan Covid-19, kini dua negara ini kelabakan kasusnya naik lagi.
Dua negara yang mengumumkan hidup berdampingan dengan Covid-19 adalah Singapura dan Inggris.
Klaim dua negara ini bahkan mengejutkan negara-negara di dunia sampai berani mau hidup bersama dengan Covid-19 di awal kasus masuk.
Inggris telah membuat pengumuman itu sejak pertengahan Juli.
Baca juga: Filipina Menyerah Lawan Covid-19, Sudah Lockdown Kasus Melonjak, Disuruh Contek Cara Indonesia
Inggris sendiri malah di cap zona merah oleh Brasil hingga Timnas Argentina dilarang main di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Hal ini disebabkan karena 4 pemain Timnas Argentina, bermain di Liga Inggris.
Tak jauh berbeda, klaim Singapura pun sama.
Seolah tak takut, dengan beraninya Singapura di awal Agustus lalu mendeklarasikan mau hidup bersama Covid-19.
Keberanian klaim Singapura harus dibayar mahal.
Baca juga: Ngeri Tunggangan Presiden Rusia Vladimir Putin Beruang Hitam, Media Penasaran Kaget Fakta Terungkap
Infeksi Covid-19 di Singapura malah meningkat dua kali lipat dalam seminggu terakhir.
Padahal Singapura, mayoritas penduknya telah melakukan vaksinasi Covid-19.
"Tingkat penyebaran virus meningkat mengkhawatirkan," kata Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, menurut SCMP.
Menanggapi risiko penyebaran penyakit, Singapura akan meningkatkan frekuensi tes wajib di daerah berisiko tinggi.
Singapura memperluas pengujian rutin untuk orang-orang yang harus melakukan kontak dengan orang lain, seperti staf yang bekerja di pusat perbelanjaan dan karyawan supermarket, kata Kementerian Kesehatan Singapura.
Baca juga: Ini Daftar Wilayah PPKM Level 4 di Luar Jawa-Bali, ke Belitung Cukup Bawa HP Tak Perlu Surat Swab
Singapura juga tidak mengizinkan pertemuan di tempat kerja mulai 8 September.
Pekan lalu, pejabat Singapura mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengubah strategi anti-epidemi.
Tetapi tidak sepenuhnya mencabut peraturan pencegahan epidemi.
Jumlah infeksi komunitas baru di Singapura meningkat lebih dari 1.200 dalam seminggu terakhir hingga 5 September, lebih dari dua kali lipat dari 600 minggu sebelumnya.
Wong tidak menutup kemungkinan bahwa Singapura akan memperketat peraturan pencegahan epidemi jika jumlah kasus parah yang memerlukan pengobatan meningkat.
"Mari kita kurangi interaksi sosial yang tidak perlu," kata Wong.
"Orang-orang bebas pergi makan malam. Tetapi harus mengurangi selama periode ini. Setiap usaha, bahkan yang terkecil, sangat berharga," katanya.
Baca juga: Penumpang Pesawat Tak Perlu Dokumen Tes Antigen dan PCR, Hanya Wajib Unduh Aplikasi PeduliLindungi
Dengan kata lain, mau tidak mau Singapura akan kembali menerapkan prokes ketat, seperti PPKM yang dilakukan di Indonesia.
Sejak awal Agustus, Singapura sudah mulai "hidup dengan Covid-19", bergerak menuju kehidupan normal baru dengan epidemi.
Orang yang divaksinasi lengkap di Singapura diizinkan untuk makan di restoran dalam kelompok hingga 5 orang.
Keluarga diperbolehkan untuk menyambut 5 tamu di rumah.
Mulai 19 Agustus, Singapura mengizinkan kantor dibuka kembali dengan kapasitas maksimum 50%.
Pertunjukan langsung, acara olahraga, bioskop, dan pameran diperbolehkan hingga 1.000 peserta yang divaksinasi.
Baca juga: Aturan Baru Syarat Perjalanan PPKM Jawa-Bali, Hasil Antigen Negatif tak Berlaku di Wilayah Ini
Bagi yang belum divaksin tapi sudah dinyatakan negatif , hanya boleh berkumpul 50 orang di satu lokasi.
Artikel ini telah ditayangkan oleh Intisari.Grid.Id dengan judul: Baru Sebulan Mencoba Hidup Dengan Covid-19, Singapura Malah Mengaku Keteteran Karena Kondisi ini, Pejabatnya Panik Begitu Tau Statistik Mengkhawatirkan Ini