Virus Corona
Virus Corona Muncul Sudah Diingatkan Pria Ini, Dikira Bohong Pejabat AS dan Donald Tump Tak Percaya
Pemerintah China mati-matian tutupi data dan info tentang virus asal Wuhan sampai sensor medsos, ketahuan pria ini lalu dituduh pembelot dibuang ke AS
POSBELITUNG.CO, WASHINGTON DC, - Bila pejabat tinggi Amerika Serikat mendengat pengakuan Wei Jingsheng pria asal China, ini virus corona atau Covid-19 tak akan terjadi seperti saat ini.
Namun pejabat tinggi Amerika Serikat tersebut malah mengabaikan pengakuan Jingsheng yang dituduh sebagai pembelot China.
Pengakuan Jingsheng ini sempat menjadi perbincangan publik.
Pasalnya sebelum virus corona menyebar secara luas hingga menjadi pandemi di seluruh dunia, Jingsheng sudah memberikan peringatan kepada pejabat tinggi Amerika Serikat.
Saat itu belum menyebutkan akan adanya virus baru yang mematikan yang datang dari Wuhan.
Pernyatan itu disampaikannya 5 bulan sebelum WHO mengatakan Covid-19 sebagai pandemi.
Wei Jingsheng mengaku menyampaikan keprihatinannya tentang situasi saat itu kepada tokoh-tokoh senior dalam pemerintahan Trump, tetapi kemudian diabaikan.
Jingsheng adalah juru kampanye demokrasi lama China, yang telah menjalani hukuman penjara karena “kegiatan kontra-revolusioner”.
Dalam sebuah film dokumenter baru yang mengejutkan, dia mengaku melakukan pendekatan ke pemerintah AS pada November 2019.
Saat itu, pembicaraan tentang “virus SARS baru” mulai beredar di WeChat dan platform media sosial China lainnya.
"Saya merasa mereka tidak peduli, tidak seperti saya, jadi saya mencoba yang terbaik untuk memberikan lebih banyak detail dan informasi," katanya kepada Sky News dalam film dokumenter ”What Really Happened in Wuhan”.
“Mereka mungkin tidak percaya bahwa pemerintah suatu negara akan melakukan hal seperti itu (menutupi virus), jadi saya terus mengulanginya (informasi) dalam upaya ... untuk membujuk mereka.”
Menurutnya, rezim otoriter Xi Jinping berusaha mati-matian menutup pelapor dan membungkam setiap diskusi tentang virus pada tahap awal wabah Wuhan.
Bahkan itu dilakukan ketika jumlah mayat yang tak terhitung mulai membanjiri rumah sakit kota.
Setiap referensi yang dibuat di media sosial tentang virus SARS baru atau “wabah” disensor.