Sosok Ali Kalora Pemimpin Teroris Poso, Tewas Bersama Pengawalnya saat Baku Tembak dengan Aparat
Ali Kalora dengan pengawalnya terdeteksi terpisah dengan rombongan, tewas saat terlibat baku tembak dengan aparat dan sempat terdengar ledakan bom
Merespons hal itu, Satgas Madago Raya kemudian sepakat melakukan penangkapan.
Tim kemudian dibagi dalam beberapa kelompok sesuai pos yang telah ditetapkan.
"Polda Sulteng sudah berada di posnya masing-masing. Yang kedua Batalion 714 juga ikut beroperasi dan sudah ada di posnya yang sudah kami bagikan sektor-sektornya," kata Rudy.
Rudy tidak menjelaskan teknis operasi ini secara lebih rinci.
Baca juga: Mulai Besok PPKM di Luar Jawa Bali Diperpanjang 2 Minggu, Presiden Minta Waspada Varian MU dan Lamda
Namun menurutnya, operasi ini telah mengikuti prosedur operasi standar (SOP).
"Secara teknik saya tidak akan menceritakan bagaimana kemudian 2 DPO ini berhasil dilumpuhkan, karena operasi inteligen yang bagus, karena kegiatan yang baik untuk penindakan dilakukan penindakan tentunya dengan SOP standar yang berlaku bagi TNI Polri di Satgas Madago Raya ini," jelasnya.
Rudy mengatakan, aparat gabungan TNI-Polri sempat terlibat baku tembak dengan Ali Kalora dan Jaka Ramadhan.
Dalam baku tembak itu juga ada bom yang meledak.
”Baku tembak itu meledak di Jaka Ramadhan. Ini ada bekas bomnya meledak ini. Entah dia ingin melempar atau ingin bunuh diri," ucap Rudy.
Ada 46 barang bukti
Rudy melanjutkan penjelasannya, dari lokasi TKP Satgas Madago Raya berhasil mengamankan 46 barang bukti.
Benda-benda tersebut milik dari Ali Kalora dan pengawalnya
"Ini barang buktinya, kedua jenazah sudah di rumah sakit Polri di Palu," imbuh Rudy, dikutip dari TribunPalu.
Dari gelaran rilis yang dilakukan Satgas Madago Raya pada Minggu (19/9/2021) siang, terungkap barang bukti beraneka ragam.
Seperti senjata laras panjang jenis M16 sudah berkarat.