Berita Belitung

Sambut DWG G20 di Belitung, Galeri Batik HDNõto Kombinasikan Motif Batik Pesisir dan Logo G20

Meski membutuhkan waktu lama memulai usaha, pada 2018 silam ia pun akhirnya bisa membuat Galeri Batik HDNõto.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Pemilik Galeri HDNõto, Erna Ningsih, menunjukkan koleksi batik Galeri HDNõto di Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Senin (21/2/2022). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Mengunjungi Galeri Batik HDNõto di Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, pengunjung bakal melihat beragam koleksi batik dengan aneka motif dan warna-warni.

Bukan hanya berbelanja dan membeli oleh-oleh, namun pengunjung juga bisa melihat proses membatik tulis.

Proses dari menggambar pola, mencanting, mewarnai, mencelup, hingga mengeringkan kain batik pun bisa disaksikan.

Bahkan pengunjung bisa langsung belajar membatik.

Batik bak telah menjadi bagian dari diri Erna Ningsih, pemilik Galeri HDNoto.

Sejak muda, Erna Ningsih telah mencintai batik yang ditanamnya dari rasa suka mengenakan batik dan mengoleksi batik dari berbagai daerah.

Apalagi wanita asal Solo ini pernah bertempat tinggal di kampung batik, sehingga proses membatik begitu familiar baginya sejak lama.

Begitu pindah mengikuti sang suami sejak 2005 lalu ke Belitung, dirinya pun melihat potensi yang besar untuk mengembangkan batik.

Meski membutuhkan waktu lama memulai usaha, pada 2018 silam ia pun akhirnya bisa membuat Galeri Batik HDNõto.

"Tujuan saya membuat Galeri Batik untuk mengajak masyarakat mencintai batik dan bisa menjual dengan harga baik, tidak terlalu mahal, itu suatu kebanggaan daerah bisa memproduksi batik sendiri," kata Erna, Senin (21/2/2022).

Meski masih memproduksi batik tulis dalam taraf kecil, namun Erna tetap berkomitmen untuk tak sekadar menjual batik, tapi juga menunjukkan prosesnya.

Niatnya, agar masyarakat melihat sehingga tertanam rasa ingin tahu dan ingin mencoba membatik.

Memiliki galeri batik yang berlokasi di utara Pulau Belitung yang terkenal dengan wisata bahari, ditambah tak jauh dari Pantai Tanjung Kelayang, membuatnya terinspirasi membuat batik bermotif pesisir.

Ia pun menonjolkan flora fauna khas Belitung, seperti motif ketam kelemango', udang, daun ketapang pasir, dan ketakong.

Tak berpuas diri dengan motif yang sudah ada, mereka pun terus berinovasi menciptakan motif-motif lain seiring perkembangan Belitung.

Sebut saja motif geosite setelah Belitung diakui sebagai UNESCO Global Geopark.

Erna menciptakan motif Batu Garuda dalam satu rangkaian dengan Pulau Lengkuas.

Menyambut gelaran internasional DWG G20 yang salah satu rangkaiannya akan diadakan di Belitung pada September mendatang, ia pun kembali membuat motif kombinasi.

Logo G20 ia padukan dengan dengan motif khas HDNõto seperti motif ketapang pasir, kerang, dan sahang untuk menjadi batik tulis.

Erna juga berharap semakin banyak masyarakat yang berminat untuk belajar membuat batik tulis, sehingga HDNõto bisa mempunyai tempat produksi lebih besar.

"Tempat produksinya besar dengan kapasitas yang bisa memenuhi permintaan pasar di Belitung dan luar Belitung," tuturnya. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved