Nabung Rp 20.000 Selama 22 Tahun Mengantarkan Tukang Becah dan Istrinya Naik Haji ke Mekkah

Kisah inspiratif datang dari Eme (65), tukang becak di Majalengka yang bisa mewujudkan impian naik haji tahun ini.

Editor: Fitriadi
TribunCirebon/Eki Yulianto
Eme (65), warga Dusun Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, bisa naik haji tahun 2022 ini menggunakan uang hasil tabungan dari pekerjaan sebagai tukang becak. 

POSBELITUNG.CO, MAJALENGKA - Kisah seorang tukang becak naik haji menggunakan uang tabungan hasil menarik becak ini jadi contoh inspiratif.

Tidak sendiri, dia menunaikan ibadah haji bersama istri tercinta.

Dia adalah Eme (65) warga Dusun Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

Eme dan istrinya, Icih (62), bersyukur setelah 10 menanti akhirnya bisa beribadah haji ke Tanah Suci Mekkah.

Hidup sederhana di kampung tidak mematahkan semangat Eme dan Icih untuk beribadah haji.

Baca juga: Tanya Snack dan Dana BOS, Guru di Kupang Dikeroyok Kepsek dan Keluarga

Sehari-hari, Eme hanya bekerja sebagai tukang becak yang mangkal di Pasar Kadipaten Majalengka, sedangkan Icih berprofesi sebagai buruh tani yang berpenghasilan Rp60 ribu per hari.

Dikutip dari TribunJabar.id, Eme mengaku tak menduga ia dan istrinya tercatat sebagai peserta calon jemaah haji yang akan diberangkatkan.

"Alhamdulillah, saya tak menyangka kalau saya bisa berangkat tahun ini," kata Eme saat ditemui di pangkalannya, Selasa (7/6/2022).

Eme bercerita bahwa ia sudah menjadi tukang becak selama 30 tahun dan ia bertekad bersama istrinya untuk menabung meskipun jumlahnya sedikit.

Yakni hanya Rp20 ribu hingga Rp50 ribu perhari jika sedang ramai pelanggan.

"Dari mengais rezeki jadi tukang becak saya sama istri selalu niat untuk menabung untuk naik haji. Paling sedikit Rp 20 ribu, kalau sedang ramai Rp 50 ribu sehari," ucapnya.

Dengan niat tulus tersebut, sayangnya perjalanan Eme dan Icih menabung tidak selalu mulus.

Diceritakan Eme, mereka pernah tidak memiliki uang sama sekali untuk kebutuhan makan sehari-hari.

Hingga akhirnya, mau tak mau, uang tabungannya mereka ambil untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Pernah waktu itu sama sekali enggak ada yang naik becak saya, jadi ke rumah tuh enggak bawa uang. Mau enggak mau, enggak nabung dan ambil sedikit tabungannya untuk makan hari itu," jelas dia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved