Berita Belitung

Wabup Belitung Dorong Legalitas Kebudayaan Tradisional Agar Miliki Kekayaan Intelektual Komunal  

Wakil Bupati (Wabup) Belitung, Isyak Meirobie, Kamis (236/2022) mengatakan, kearifan lokal tidak boleh hanya jadi kebanggaan.

(Posbelitung.co/Dok)
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie. 

POSBELITUNG.CO , BELITUNG - Wakil Bupati (Wabup) Belitung, Isyak Meirobie, Kamis (236/2022) mengatakan, kearifan lokal tidak boleh hanya jadi kebanggaan, tapi legal formal pun harus dikerjakan. Dua seni budaya Belitung yakni Dul Mulok dan Campak Darat Kembuja Besaot yang resmi tercatat sebagai kekayaan intelektual komunal  memang melalui proses pengurusan panjang sampai mendapat sertifikat.

Meski begitu, Belitung kini punya akses ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) sehingga proses pengurusan dapat diwujudkan lebih cepat. 

"Sekarang kita punya akses ke DJKI, saya rasa kurang dari setahun kita bisa wujudkan itu. Saya minta dindikbud (dinas pendidikan dan kebudayaan) membuat daftar yang belum dan akan, disiapkan dulu nanti kita yang akan dorong sama-sama," katanya, hari ini.

Beberapa hal yang potensial didaftarkan sebagai kekayaan intelektual komunal di antaranya gangan yang harus ada indikasi geografis (IG). Juga lada Belitung harus memiliki IG. Menurutnya, dinas ketahanan pangan dan pertanian harus mengambil peran ini. 

"Kalau tidak ada seperti itu nanti diambil orang. Nanas sudah ada IG-nya, nah yang lain bagaimana? Sama halnya dengan kebudayaan. Ini tugas saya nanti habis 1 Juli kita akan kumpulkan untuk mendata kembali dan daftarkan ramai-ramai secara kumulatif," kata Isyak. 

Setelah mendapat legal formalnya, seni budaya tradisional nantinya dapat dijadikan sebagai ekstrakurikuler. Sekolah dapat memilih seni budaya yang sesuai dengan karakteristik, misalnya sekolah di Kecamatan Membalong dapat menjadikan Dul Mulok sebagai ekstrakurikuler. Sedangkan sekolah di Kecamatan Tanjungpandan dapat menjadikan campak sebagai ekstrakurikuler. Termasuk SMK ketika mengadakan lomba masak harus lomba memasak gangan. 

"Kita harus punya wadah, teater itu agar memberikan kesempatan mereka tampil. Jangan sampai ketika ada tamu yang tampil,  mohon maaf, kelompok itu terus. Coba kasih kesempatan kepada yang baru lahir dan tumbuh untuk tampil agar mereka punya kebanggaan dan merasa punya apresiasi," kataya. (Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari) 
 

 

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved