Berita Belitung

Hewan Kurban Harus Sehat dan Bebas Cacat, Berikut Kiat Dokter Hewan Memilih dan Menjaga Hewan Kurban

Proses pengiriman hewan ternak ini melalui prosedur pemeriksaan oleh karantina untuk mengetahui kondisi kesehatan hewan.

Penulis: Adelina Nurmalitasari | Editor: Novita
Posbelitung.co/Adelina Nurmalitasari
Program Konter atau Konsultasi Dokter bersama drh Bagus Dior Prakoso, Kamis (23/6/2022). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Momen Iduladha 2022 akan berlangsung pada awal Juli mendatang. Sejumlah warga sudah mulai mencari hewan ternak untuk ibadah kurban.

Dalam mempersiapkan Hari Raya Kurban, drh Bagus Dior Prakoso membagikan sejumlah kiat dalam memilih dan menjaga hewan kurban melalui Program Konter atau Konsultasi Dokter di Facebook dan YouTube Pos Belitung, Kamis (23/6/2022).

Dokter hewan yang bertugas di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Belitung ini mengemukakan, tentunya hewan ternak untuk kurban harus memenuhi syarat yang ditetapkan. Mulai jenis hewan yang ditentukan seperti kerbau, kambing, sapi atau kerbau yang sudah cukup umur.

Hewan ternak juga harus dalam kondisi sehat dan tidak cacat, serta dipotong saat Iduladha. Kondisi kesehatan hewan bisa dilihat secara fisik dan klinis hewan tersebut.

"Secara fisik dan kondisi klinis, dari fisik hewan tidak buta, tidak pincang, tidak terlalu kurus atau tanda cacat lain seperti bentuk kepala tidak normal," kata Bagus.

"Kemudian, tanda klinis yang terlihat hewannya tidak lesu, matanya tidak sayup, dan nafsu makan-minumnya baik," imbuhnya.

Ia menjelaskan, kambing yang tanduknya patah juga dapat disebut cacat karena fisik hewannya sudah tidak sempurna. Jika tanduk hanya retak sedikit, hewan tersebut masih bisa dikurbankan.

"Tapi kalau patah atau rusak sudah tidak sah dikurbankan, tapi kalau hanya dipotong atau dikonsumsi tidak masalah," katanya.

Hewan ternak yang beredar dan dijual di Belitung, lanjutnya, memang berasal dari luar daerah, seperti Lampung atau Pulau Jawa.

Proses pengiriman hewan ternak ini melalui prosedur pemeriksaan oleh karantina untuk mengetahui kondisi kesehatan hewan.

Tentunya dari situ, hanya hewan ternak yang sehat dan tidak memiliki penyakit berisiko menular pada ternak lain dan manusialah yang bisa lolos untuk dikirimkan hingga sampai di Belitung.

Setelah sampai di kandang peternak, dokter hewan maupun Bidang Peternak DKPP Belitung selanjutnya sering berkomunikasi dengan peternak mengenai cara pemeliharaan dan kesehatan hewan. Tidak hanya saat kurban, akan tetapi sepanjang tahun.

Tidak hanya peternak, pedagang musiman yang menjual hewan ternak untuk kebutuhan kurban juga diedukasi mengenai kesehatan ternak dan bio sekuriti.

Bio sekuriti merupakan konsep mencegah hewan terkena atau menyebarkan penyakit, dengan menyediakan tempat cuci tangan atau membatasi lalu lintas orang atau pembeli.

"Tapi kita sebagai pembeli memilih harga atau kualitas ternak sehingga agak susah dibatasi, maka yang bisa dilakukan yakni membatasi interaksi dengan ternak, agar masyarakat yang mau beli tidak bersentuhan langsung dengan hewannya," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved