Harga Sawit Murah tapi Minyak Goreng Masih Mahal, Ini Biang Keroknya

Di tengah anjloknya harga TBS sawit petani, justru harga minyak goreng yang dijual di pasaran masih mahal.

Editor: Fitriadi
KOMPAS/MOHAMMAD HILMI FAIQ
Petani menata tandan buah segar kelapa sawit yang baru mereka panen di Desa Paku, Kecamatan galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (10/9/2012). Di tengah anjloknya harga TBS sawit petani saat ini, justru harga minyak goreng yang dijual di pasaran masih mahal. 

"Harga buah sawit saat ini makin parah anjloknya Rp 250 per kilogramnya, diharga petani. Ini sejarah harga sawit paling rendah," keluh Yanto petani sawit asal Desa Jeriji, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kepada Bangkapos.com, Jumat (8/7/2022).

Dia mengatakan, dengan harga sawit Rp 250 per kilogramnya lebih murah dari harga satu buah permen kojek yang biasa dijual di pasaran.

"Jadi harga sawit saat ini babak belur, untuk beli permen kojek satu saja tidak cukup, yang harganya Rp 500 hingga Rp 1.000 per butirnya," keluh Yanto.

Yanto mengatakan, murahnya harga sawit saat ini berdampak ke kalangan petani, terpaksa tidak memanen buah sawit yang telah berbuah di pohon karena harga murah.

"Para petani sebagian membiarkan tidak memanen buah sawitnya dibiarkan saja di pohon. Karena mereka malas melihat harga saat ini yang sangat murah. Sementara biaya  pupuk dan racun semakin mahal," sesalnya.

"Seperti pupuk KCL semula Rp 300.000 per sak sekarang Rp 850.000, per sak, pupuk
NPK Kebomas sebelumnya Rp 270.000 sekarang Rp 550.000, NPK mutiara sebelumnya Rp 500.000 sekarang Rp 900.000 per sak," keluhnya.

Beberapa pekan lalu, keluh kesah petani sawit rakyat soal murahnya harga sawit sempat mendapat respon dari Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.

Zulkifli Hasan memperkirakan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit akan naik dalam sebulan ke depan.

Zulkifli Hasan menjelaskan, penyebab harga sawit menurun lantaran ekspor CPO belum lancar sehingga stok CPO alias minyak mentah di tangki masih penuh.

"Pabrik itu tangkinya penuh, pabrik enggak bisa produksi, jadi mau ditaruh di mana, masa mau ditaruh di gelas. Kalau enggak bisa produksi, petani jual sawit yang mau beli siapa? ada yang beli harganya murah," ujarnya kepada media di presroom Kemendag, Jumat (24/6/2022), dikutip dari Kompas.com.

"Kalau 2 minggu berarti ekspornya sebulan lagi lancar. Kan gak bisa simsalabim. Kalau ekspor sebulan lagi lancar berarti kira-kira pabrik akan ngolah lagi. Mungkin sebulan lagi naik tuh (harga TBS sawit)," kata Zilkifli Hasan.

Sebelumnya, Zulkifli Hasan telah beberapa kali meminta produsen minyak goreng agar membeli sawit dari petani rakyat seharga minimal Rp 1.600 per kg.

Keyakinan serupa diungkapkan pejabat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves)

"Pemerintah yakin akan kembali normal satu sampai dua minggu ke depan," ujar Staf Khusus Bidang Hubungan Internasional dan Perjanjian Internasional Kemenko Marves, Firman Hidayat dalam diskusi virtual, Selasa (28/6/2022), dilansir dari Tribunnews.com.

Firman mengatakan, rendahnya harga TBS sawit bukan dipengaruhi oleh ekspor. Menurutnya, ada sejumlah faktor eksternal di luar pemerintah.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved